[CH] - 18

514 23 0
                                    

Sudah terhitung enam hari Aily terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Semua sepupu Aily yang mondok sudah kembali ke pesantren. Hanya diri nya lah yang belum.

Di ruang inap Aily hanya ada Baizhar yang menjaga kakak nya. Dia sebenarnya bosan di sini, tapi bagaimana lagi hanya dia yang bisa menjaga kakak nya sekarang.

Tiba-tiba ucapan salam dari seseorang membuat Baizhar terkejut.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam Gus!"

Ya, yang datang adalah Gus Zain dan Ummah Yiesha. Sedangkan Kyai Naqi berada di depan tengah berbicara dengan seorang suster.

"Duduk dulu Gus, dan Bu Nyai," Baizhar mempersilahkan tamu nya itu duduk.

Baizhar panik, dia bingung harus bersikap bagaimana. Ayah dan Bunda nya sedang ada urusan yang mendesak.

"Panggil Ummah saja," ujar Ummah Yiesha saat mendengar diri nya di panggil 'Bu Nyai'.

"Baik Ummah."

Kyai Naqi masuk lalu di sambut dengan Baizhar yang menyalimi tangan nya.

"Duduk dulu Pak Kyai. Maaf Ayah sama Bunda lagi ada urusan pekerjaan, jadi cuma Izhar yang bisa jaga kak Aily," ujar Baizhar yang di maklumi ketiganya.

Yiesha sudah di beritahu pasal perjodohan putra nya dengan putri Zayyad atau Aily. Awal nya ia menolak secara mentah-mentah tapi Gus Zain membujuk Ummah nya agar menyetujui itu.

Kedatangan keluarga Kyai di sini untuk memberikan jawaban sholat istikharah Gus Zain, serta ingin melihat perkembangan kesehatan Aily.

"Bagaimana keadaan kakak mu?, apakah ada kemajuan?" tanya Kyai Naqi.

Baizhar menghala napas nya sedih, "selama ini kondisi kak Aily masih sama, enggak ada perubahan sama sekali Kyai," jawab Baizhar.

Sorot mata Ummah Yiesha terus mengarah pada Aily. Dia ingin menghampiri nya tapi dia engan.

"Gapapa kita berdoa terus saja untuk kes--"

"Assalamu'alaikum," ucapan Kyai Naqi terpotong karena salam dari Amira.

"Waalaikumsalam."

Amira terkejut karena Kyai Naqi ada di rumah sakit untuk menjenguk putri nya. Amira duduk di sebelah Baizhar, dan di hadapan Yiesha.

"Maaf Kyai, ada perlu apa sampai datang ke mari?" tanya Amira.

"Oh, saya mau menemani Gus untuk memberi tahu jawaban dari sholat istikharah nya," jawab Kyai Naqi.

Amira sedikit tersenyum mendengar itu. Ia berharap jika semuanya sesuai dengan ekspetasi nya.

Gus Zain melirik Ummah nya dahulu lalu ia berbicara. "Sesuai jawaban sholat istikharah saya, saya siap menjadi imam dan pendamping hidup putri tante."

Buliran bening keluar dari pelupuk mata Amira. Dia bersyukur bahwa Gus Zain mau menerima perjodohan ini.

"Alhamdulillah."

Jujur di hati Yiesha ada rasa tidak terima jika putra nya menikah dengan santri biasa. Tapi apa yang bisa ia perbuat, toh semua keluarga nya telah setuju dengan itu.

Semuanya sibuk dengan perbincangan nya sampai tak sadar bahwa kesadaran Aily telah kembali.

Gadis itu menggerakkan jari-jari nya. "B-Bunda..."

Lirihan yang keluar dari mulut Aily terdengar oleh mereka walau samar-samar.

"Bun!, kakak sudah bangun!" heboh Baizhar dengan menghampiri Aily.

Halal Usai SMA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang