Siapa sangka setelah kebahagiaan datang lah kesedihan?. Itu semua tidak ada yang tahu, karena hanya Allah yang tahu akan itu.
Semua keluarga Salim yang awalnya bahagia karena pernikahan Zahna dan ustadz Rafif kini bersedih atas kecelakaan yang di alami Aily.
Sekarang Aily di nyatanya koma oleh dokter setelah pasca operasi. Sekarang pun mereka belum bisa melihat keadaan Aily sebelum mendapatkan arahan dari dokter.
"Kalo tau semuanya bakal begini hiks, bunda bakal tetep kekeh ngelarang kamu hiks pergi nak," isak Amira yang sedang berada di pelukan Isyah.
Bukan hanya Amira, Zayyad juga terpukul mendengar kabar buruk itu. Putri yang selama ini kurang kasih sayang dari dirinya harus terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, beserta alat medis yang menempel pada diri nya.
"Maafin Ayah gak bisa jaga putri Ayah satu-satu nya," Zayyad menunduk sambil mengusap tetesan air mata yang keluar membasahi pipi nya.
Zayyad harus tegar, dia harus bisa menyemangati istrinya dan keluarga nya yang tengah bersedih.
Baizhar menghampiri Ayah nya yang tengah berada jauh dari keluarga nya.
"Yah ayo ke sana. Bunda butuh Ayah, kalau Ayah terus di sini siapa yang nenangin Bunda?" perkataan Baizhar membuat Zayyad sadar dan melangkah kan kaki jenjangnya menuju Amira.
Ketiga teman Aily juga ada di sana bersama Zahna. Tadi Zahna yang mengabari tentang keadaan Aily kepada ketiga nya.
Freja menangis di pelukan Zahna. Sedangkan Jian dan Dea mereka masih bisa menahan tangis nya walau kadang keluar.
Keluarga lainnya berada di rumah, mereka sedang melakukan sholat sunnah dan berdoa agar Allah memberi keselamatan kepada Aily.
•••
Di pesantren seluruh teman kamar Aily di asrama sudah di beri tahu. Mereka juga sedih mendengar kabar itu langsung dari Ummah Hasna. Hanya keluarga ndalem dan teman sekamar Aily yang tahu selebihnya tidak.
Di ndalem semuanya tak henti-henti mendoakan Aily agar mendapatkan keselamatan. Bahkan Ummah Yiesha pun ikut mendoakan seorang gadis yang tak ia sukai.
Kyai Naqi dan Ummah Hasna berencana ingin datang ke rumah sakit yang Aily tempati. Tak lupa juga Kyai Naqi membawa putra pertama nya, yaitu Gus Zain.
"Abah, kenapa saya harus ikut?" tanya Zain saat di dalam mobil.
"Nanti kamu juga tau," jawab Kyai Naqi.
Kemudian tak ada perbincangan di antara mereka sampai tiba di rumah sakit.
Ketiganya sudah di beri tahu oleh Zayyad nomor kamar inap Aily. Mereka langsung menuju kamar nomor empat puluh tujuh.
Di depan sana masih ada beberapa keluarga Aily yang menunggu giliran masuk. Pihak rumah sakit hanya mengizinkan maximal lima orang untuk masuk ke dalam.
"Assalamu'alaikum."
Atensi orang-orang yang ada di luar kamar inap Aily teralihkan ke arah tiga orang yang baru datang.
"Waalaikumsalam."
Hanan berdiri dari duduk nya dan langsung menyalimi tangan Kyai beserta istrinya. "Pak Kyai langsung masuk aja, om sama tante lagi di dalam," ujar Hanan.
Kyai Naqi memandang istrinya, kemudian mengangguk untuk masuk.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam Kyai."
Zain yang dari tadi berada di balik tubuh Abah nya kini sedikit memicing kan kepalanya untuk melihat keadaan Aily.
Zain sedikit meringis karena banyak sekali perban pada tubuh gadis itu.
Ruang inap Aily biasa di katakan besar, bahkan bisa memuat semua orang yang ada di depan.
Zayyad mempersilahkan keluarga Kyai untuk duduk dan membicarakan suatu hal yang mendesak.
"Gus perkenalkan ini Zayyad, sahabat Abah waktu di pesantren dulu. Dan dia juga Ayah nya Aily," sebenarnya Zain sudah tau mengenai pria yang ada di depan nya ini.
Zain tersenyum tipis walau kepala nya senantiasa menunduk.
"Apakah putra pertama mu ini sudah tau tentang perjodohan yang kita lakukan Naqi?" pertanyaan dari Zayyad membuat Zain bingung.
Perjodohan?, apakah dirinya yang akan di jodohkan dengan putri sahabat Abah nya?. Semua pertanyaan muncul di benak Zain dan dia butuh jawaban dari Abah nya langsung.
Zain menatap Kyai Naqi dan Hasna bergantian. "Maksud dari pertanyaan om Zayyad apa Bah?"
"Dulu Abah sama Zayyad punya janji waktu kita masih menempuh pendidikan di pesantren. Janji kita akan menikahkan anak kita nanti, jika Abah punya anak laki-laki dan Zayyad punya anak perempuan yang umur nya tidak beda jauh. Kamu sama nak Aily cuma beda empat tahun, jadi Abah memilih kamu Gus untuk bersanding dengan putri Zayyad," jelas Kyai Naqi kepada putra nya.
Mendengar itu Gus Zain kembali bertanya. "Kenapa Abah milih saya, kenapa tidak Gus Arkhan?"
"Pertama karena kamu lebih dewasa dari Gus Arkhan. Lalu kedua Gus Arkhan sudah memiliki calon, calon Gus Arkhan satu pesantren dengan dirinya. Kemarin Kyai Alif kasih tau ke Abah kalo Gus Arkhan pengen meminang salah satu santriwati nya, tapi dia belum siap untuk kasih tau ke kita. Jadi Kyai Alif yang kasih tau Abah, sebenarnya Abah belum melihat bagaimana gadis yang di inginkan Gus Arkhan itu. Tapi setelah pernikahan mu dan nak Aily selesai Abah akan melihat santriwati yang di inginkan adik mu itu," jawab Kyai Naqi panjang lebar.
Dari tadi yang berbicara hanya Gus Zain dan Kyai Naqi. Selebihnya hanya mendengarkan ucapan keduanya, dan jika ada waktu untuk bicara mereka akan bicara.
Gus Zain sedikit tidak terima karena Abah nya belum mendengar persetujuan dari dirinya. "Bah!, Zain kan belum bilang setuju dengan perjodohan ini," ujar nya.
Kyai Naqi menghembuskan napasnya. "Jadi kamu setuju atau tidak?" tanya Kyai Naqi.
Gus Zain nampak berpikir sejenak, "tolong kasih Zain waktu satu minggu ya Bah, om," pinta Gus Zain.
Kyai Naqi melirik Zayyad, dia melihat sahabat nya mengangguk pun ia ikut mengangguk.
"Ummah Yiesha sudah tau Bah?" tanya Gus Zain.
"Setelah memutuskan jawaban mu Abah akan memberi tahu yang lain," jawab Abah nya.
Hasna mendekati Aily, dia meneteskan air mata nya lagi ketika melihat banyak nya perban dan lebam di tubuh gadis itu.
Dengan perlahan Hasna mengecup kening gadi itu. "Cepat bangun ya nak!"
Amira tersenyum melihat kedekatan Hasna dan Aily. Dia berharap tidak salah untuk memilih pendamping hidup putri nya.
Amira menghampiri Hasna dia menepuk bahu Hasna pelan.
"Nanti setelah Aily sembuh tolong jaga dia di pesantren ya mbak!" Hasna mengangguk. Dia sudah menganggap Amira seperti sahabat nya juga, begitu pun dengan Aily dia sudah menganggap gadis itu seperti putri nya.
.
.
.
.
.
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Usai SMA!
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} Aily Nadheera Alzena. Seorang gadis berparas cantik dan baik,namun sedikit toxic. Aily adalah gadis yang pintar namun jarang untuk berpikir dewasa. Saat menjelang kenaikan kelas Kakek nya memasukkan gadis itu ke pesantren m...