[CH] - 14

663 21 0
                                    

Di perjalanan Aily selalu bermanja-manja dengan Bunda nya. Saat Baizhar mengganggu nya dengan sang Bunda Baizhar langsung mendapatkan tatapan sinis dari Aily.

"Tan, Om kenapa Hanan ikut pulang kalau yang sakit cuma Aily?" tanya Hanan berharap Tante dan Om nya mau jujur kepada nya.

"Nanti saat sudah di rumah kalian akan tau sendiri," jawab Zayyad.

Setelah mendengar itu Hanan hanya diam sambil melirik ponsel nya. Bagi mahasantri di sana boleh membawa ponsel dan hanya boleh di pakai di jam tertentu.

Satu jam perjalanan sudah berlalu. Kini mereka sudah sampai di rumah, lebih tepat nya rumah Zayyad.

Di rumah itu sudah banyak keluarga besar yang berkumpul. Mungkin mereka sudah merencanakan pertemuan ini.

"Ayo bang, orang tua lo ada di dalam," ajak Baizhar dengan membantu Hanan membawa barang-barang nya.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Aily berada di gendongan Ayah nya, dia tertidur di mobil saat perjalanan tadi. Ayah dan Bunda nya tidak berniat membangunkan gadis itu, jadi Zayyad menggendong nya masuk.

"Aily kenapa Tan?" tanya Zahna. Zahna, Aqrir dan Ranza juga meminta izin pulang selama satu minggu.

Amira duduk di salah satu sofa yang masih kosong di sana. "Dia lagi sakit, terus tadi ketiduran di mobil," jawab Amira.

Hanan masih berada di mode bingung nya sedari tadi. Dia menghampiri Aqrir dan duduk di sebelah nya.

Di seberang sana Isyah memandang putra nya sedih. Apakah dia tidak terlihat sampai-sampai putra nya tak mau menghampiri nya?.

Aqrir mengerti tatapan Isyah. Dia mengkode Hanan agar duduk di sebelah Mama nya.

"Mama kamu Nan!"

Hanan menghela napas, kemudian beranjak menuju tempat Mama nya.

Sebelum Hanan duduk Isyah sudah berdiri terlebih dahulu lalu memeluk sang putra.

"Maafin Mama sama Papa gak bisa ikut jemput kamu ya Nan," pinta Isyah dengan terisak di pelukan Hanan.

Hanan mengangguk dan melepas pelukan Mama nya. "Hanan gak mempermasalahkan itu kok Mah!"

Di sisi lain Zayyad masih bingung bagaimana menyampaikan kabar ini kepada putri nya dan ponakan nya.

Dia keluar dari kamar Aily lalu turun ke bawah. Zayyad melihat ponakan dan putra nya sedang tertawa lepas.

Mahesa melambaikan tangan nya kepada Zayyad. Para orang tua sedang berkumpul sendiri dan anak-anak mereka juga berkumpul sendiri.

"Gimana Zay?, kita kasih tau sekarang saja ya!" ujar Mahesa mengasih saran.

"Sebentar."

Di perkumpulan para pemuda. Hanan, Aqrir dan Zahna sedang menginterogasi Baizhar. Sedang Ranza hanya diam menyimak.

"Zhar, masa kamu gak tau ada masalah apa di rumah?" tanya Zahna.

"Ck, udah berapa kali Baizhar bilang kalau Baizhar gak tau apa-apa!" tegas Baizhar, ia sudah lelah di tanyain dari tadi.

"Tapi kamu selama in--"

"Sudah kemari!" suara bariton milik Zayyad membuat mereka terkejut.

Setelah semuanya berkumpul menjadi satu kembali Zayyad sudah siap mengatakan suatu hal yang mungkin akan mengejutkan untuk para remaja-remaja itu.

Zayyad menarik napas nya dalam-dalam, "jadi kalian di bawa pulang selama seminggu itu karena keinginan Kakek kalian, Kakek Salim," ujar Zayyad.

"Kakek kenapa om, sampai meminta izin kepada Kyai untuk kita pulang selama seminggu?" tanya Zahna.

"Jadi Zahna, Kakek Salim meminta agar pernikahan mu di selenggarakan minggu ini," jawab Afin selaku Ayah Zahna.

Zahna terkejut mendengar jawaban Ayah nya. "Ayah!, bagaimana bisa gitu. Bukan nya pernikahan Zahna sama ustadz Rafif sudah di tentukan bulan depan?" tanya Zahna lagi, kali ini dia bertanya dengan nada tak suka.

Zahna dan ustadz Rafif sudah menjalin ta'aruf selama satu bulan. Dan tepat di minggu ini ustadz Rafif akan mengucapkan kalimat 'qobiltu'.

Zahna melirik Ibu nya, berharap dia bisa membantu diri nya. Tapi siapa sangka sang Ibu malah memihak Ayah nya.

"Maaf Zahna ini demi kesehatan Kakek kalian!" ujar Rima.

"Kakek kenapa tan?" kini Ranza membuka suaranya.

"Kakek kalian mengalami gagal ginjal kronis, stadium akhir," jawab Rima membuat para remaja di sana kaget.

•••

Kini keluarga Salim sedang berada di rumah sakit ia di rawat. Kecuali Aily dan Zahna, mereka tidak bisa ikut karena Aily yang masih sakit dan Zahna yang masih syok.

Salim memandang anak dan cucu-cucu nya. Dia tidak melihat kehadiran Aily, padahal ia ingin mengatakan suatu hal kepada gadis itu.

"Di mana cucu ku Aily?" tanya Salim.

"Aily sedang di rumah menemani Zahna Kek," jawab Aqrir.

Pikiran Salim berubah lagi. Kali ini dia memikirkan bagaimana keadaan Zahna setelah mengetahui keputusan nya.

"Lalu, Zahna bagaimana? dan keluarga ustadz Rafif apakah mereka setuju?, lalu jadi hari apa kalian melangsungkan pernikahan mereka?," bertubi-tubi pertanyaan dari Salim membuat mereka bingung.

"Zahna sudah bisa menerima semuanya, keluarga Rafif sudah setuju dan mereka akan melakukan persiapan juga. Pernikahan di langsung kan di hari Kamis," jawab Afin selaku anak pertama Salim.

Sudah setengah jam mereka berada di ruang yang bau obat-obatan itu. Mereka bergilir untuk menjaga Salim.

•••

Keadaan Aily sekarang sudah membaik. Dia sudah di ceritakan oleh Zahna tentang kejadian hari ini.

Aily sebenarnya iri dan kasihan kepada Zahna. Iri karena Zahna bisa memiliki suami seorang ustadz yang tampan dan baik. Kasihan karena Zahna belum siap melangsungkan pernikahannya minggu ini.

"Ai, nanti pas pernikahan semangatin aku ya!" pinta Zahna memandang wajah Aily penuh permohonan.

"Pasti!"

"Oh iya Ai, tipe suami kamu nanti seperti apa?" tanya Zahna.

Aily nampak berpikir sejenak. "Emm, yang pasti tampan, baik, pengetahuan agama nya di atas Aily, terus bisa membimbing keluarga nya dengan baik, gak terlalu suka merespon perempuan di luar sana. Kalo bisa spek Gus nya Aily di pesantren Kak," Zahna meringis mendengar tipe suami Aily, bahkan Aily saja menginginkan menikah dengan Gus?.

"Ai, yang kayak gitu seribu satu di dunia ini," ujar Zahna berharap bisa menyadarkan gadis itu.

Namun, Aily sama sekali tidak bisa menyadari jika tipe nya itu susah untuk di dapat.

"Gapapa, Kalo itu terkabul berarti Aily satu-satu nya perempuan yang bisa mendapatkan tipe laki-laki seperti itu"

.

.

.

.

.


TBC.

Halal Usai SMA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang