Assalamualaikum
Vote nya yah cintah mengkek
Comen nya juga 🙂
•
•
•~•.🍃🌷🍃.•~
Pernikahan tetap terjadi meskipun ada perselisihan di antara Gus Azzam dan Gus Arka, keputusan Oma tetap lah sama, pernikahan harus terjadi meskipun ada begitu banyak masala yang sedang terjadi.
"Oma ini beneran mau di langsungin sekarang? Gus Azzam sama Gus Arka kan lagi-"
"Itu bukan masalah kita Fauza, biar itu jadi urusan Arka dan Azzam, yang Oma tau hari ini adalah hari pernikahan kamu sama Arka, gausah di pikirin lagi, fokus aja sama pernikahan kamu," ucap Oma yang mengelus lembut pipi Fauza.
"Iyaa Oma,"
Fauza hanya bisa menghela nafasnya, ia tau pasti ini juga berat untuk Gus Arka, sahabat dan cinta adalah pilihan yang berat bagi semua orang.
Semoga Gus Arka bisa kuat menjalani semua ini, Aamiin.
Semua tamu telah datang, pernikahan ini di adakan secara privat, hanya beberapa orang yang terdekat saja yang di undang, hal ini di lakukan untuk mengindari keramaian yang terlalu padat.
Konsep pernikahan Gus Arka dan Fauza adalah islami, yang di mana ruang antara lelaki dan perempuan di diberi batas, tidak hanya itu tapi ketika bersalaman juga di terapkan hal yang serupa, acara pernikahan jika mencegah nya perbuatan dosa bukan?
Sementara itu rombongan Gus Arka baru saja sampai di kediaman Erik house, tak terlalu banyak tapi cukup ramai karena Gus Arka juga mengajak beberapa santri nya untuk ikut.
Ketegangan itu benar-benar terlihat sangat jelas di wajah Gus Arka, lihat bahkan para sahabatnya sudah meledek nya sedari tadi.
"Kalian mau saya lempar apa gimana?!" Sengut Gus Arka.
"Ehh santai Gus, gk boleh marah-marah mending istigfar, kalo gk latihan lagi ntar belibet lagi tuh mulut pas ngucapin ijab Kabul," peringatan Glen.
"Insyaallah semua nya akan berjalan baik," jawab Arka.
"Wehhh iya si iya yang sampe gk tidur dari semalam," ucap Gilang yang tertawa terbahak-bahak.
"Gw gk nyangka Lo sampe segitunya Ar," sahut Revan yang ikut tertawa.
"Bagus kalian doain saya biar lancar, bukan malah di ledek abis-abisan kayak gini!"
Gus Arka memutar bola matanya malas, tidak santrinya tidak juga sahabatnya selalu saja meledek nya.
"Deg-degan yah? Berdoa aja sama Allah biar semua nya lancar, Ummi tau kamu pasti bisa," ucap Ummi yang mengelus lembut pundak Arka.
"Iyaa Ummi tapi tetep aja rasanya gk tenang," keluh Arka.
"Itu wajar, yang gk wajar kalo kamu gk deg-degan, udah atuh bismilah, tinggal satu tahap lagi,"
Gus Arka menganggukkan kepalanya, meskipun hatinya masih saja gelisah, ya ampun ia tidak pernah sampai se-nervous ini.
"Bismilah Arka semua nya pasti akan berjalan lancar, kan udah latihan pasti semua nya akan lancar,"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Fiksi RemajaTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...