Haloo gengs
Kalo saya Hiatus gmn?
Setuju kan?
~•.🦖💗🦖.•~
Pada tengah malam Fauza terbangun, lihat lah suaminya terlihat sangat tampan ketika tertidur, sungguh pemandangan yang indah melihat wajah tampan Gus Arka.
"Heran punya suami ganteng banget ya Allah," tangan Fauza terulur untuk mengelap keringat di dahi Gus Arka.
"Ehh,"
Betapa terkejutnya Fauza saat tau bahwa suami nya demam, "Ini salah gk sih? Apa tangan gw yang panas ya?"
Fauza kembali memastikan suhu tubuh nya dan suhu tubuh Gus Arka dengan tangan nya. "Ya ampun beneran demam,"
Dengan segera Fauza bangkit dari kasur dan berjalan menuju dapur, mengambil air hangat dan handuk, serta obat parasetamol.
Tangan mungil Fauza mulai memeras handuk dan meletakkannya di dahi suaminya, "Ya Allah mas-mas kamu pasti kecapean sampe demam gini,"
Semalaman Fauza begadang mengurus suaminya, hingga ia lupa bahwa dirinya juga sedang sakit.
Tiba-tiba saja Gus Arka terbangun, "Loh kamu gak tidur?"
"Gimana mau tidur mas, kamu demam nih, makan dulu yuk minum obat, udh mendingan si tapi aku takut naik lagi demam nya, jadi minum obat ya?"
Gus Arka hanya menganggukkan kepalanya, kepalanya terasa sangat pusing sekarang.
"Ayo duduk dulu, biar aku suapin, terus nanti baru minum obat,"
Fauza membantu Gus Arka untuk duduk dan bersandar di dashboard ranjang.
Gadis itu begitu telaten mengurus suami nya, padahal ia juga sedang tidak sehat, rasanya Gus Arka merasa sesak melihat istrinya begitu perhatian kepada dirinya, tapi lihat ia justru membuat istrinya sampai sakit karena metode pembelajaran nya.
Seharusnya ia mengerti bahwa ini masih awal untuk Fauza menghafal, tapi tidak ia menyamaratakan semua nya tanpa memikirkan istrinya.
"Alhamdulillah, yaudah mas lanjut tidur lagi ya, aku mau naro piring di dapur dulu,"
Gus Arka menggenggam tangan Fauza, mencegah nya untuk pergi.
"Taro aja di meja, jangan tinggalin saya," ucap Gus Arka yang menatap istrinya penuh harap.
"Iyaa-iyaa yaudah, mau apa mas? Hmm? Pusing ya? Mau di pijet?" Tanya Fauza yang duduk di samping Gus Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Teen FictionTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...