29 | LETIH

161 21 20
                                    

Vote sama comen nya loh
Jgn lupa ya dek ya
Jgn ya dek ya
Nanti author ngamuk 😭

~•. 🌻🌻🌻.•~

Hari ini Fauza di tinggal sendiri oleh suaminya, Gus Arka harus ke pondok untuk mengurus beberapa urusan di sana, dan ia juga tidak mungkin mengajak Fauza, karena akan sangat berbahaya baginya.

"Ngapain ya, bosen banget, butuh mas," semenjak hamil Fauza jadi ingin terus menerus menempel dengan suaminya.

Rasanya saat berada jauh dari suaminya membuat dirinya sakit, sebelumnya tidak seperti ini, tapi lihat kali ini ia benar-benar merindukan suaminya, padahal baru beberapa jam yang lalu Gus Arka pergi dari rumah.

"Ini non mangga mudanya sama garem nya, ada lagi non yang non mau?" Tanya maid yang telah di sewa oleh Gus Arka.

Tak tanggung-tanggung Gus Arka menyewa sekitar 10 maid untuk Fauza, mereka harus bekerja gantian, takut-takut jika istrinya itu begitu merepotkan, maka dari itu Gus Arka menyewa begitu banyak maid.

"Saya mau cilor deh bik, bakso aci, somay, cimol, telor gulung, pempek, sama semangka yang dingin itu pasti enak banget,"

"Oh iyaa basreng dan sosreng, itu juga kayak nya enak untuk cemilan, tapi beli basreng sama sosreng nya kalo bisa jangan yg sedikit ya bik, beli yang kiloan aja, beli masing-masing 5 kilo,"

Para maid pun menyatat semua keinginan Fauza, benar-benar banyak sekali yang ingin ia makan.

"Sudah non?"

"Jangan di tanya gitu bik ntar saya mau semua nya, udah deh itu aja, kalian cariin ya, jangan lupa capuccino cincau nya 5 juga ya,"

"Baik non,"

Beberapa maid pun pergi keluar untuk mencari semua yang Fauza pesan itu, sementara beberapa yang lain stay di rumah.

"Nona mau di pijet? Ada yang pegel non?" Tanya salah satu maid.

"Boleh deh kaki sama tangan saya pegel," Fauza tiduran di sofa dan membiarkan para maid mengerjakan tugas mereka masing-masing.

Rasanya hidup Fauza benar-benar sangat nyaman sekarang, tidak ada keluhan selama suaminya pergi.

Tapi ada satu masalah, ia sangat merindukan suaminya itu, rasanya semua ini sia-sia jika tidak ada suaminya. Tetap saja kebahagiaan nya tidak lah lengkap.

Fauza ingin sekali menghubungi suaminya tapi ia takut menganggu semua pekerjaan nya. Al hasil Fauza pun mengurungkan niat nya itu dan memutuskan untuk tertidur, pijatan para maid ini begitu enak sehingga membuat nya mengantuk.

Sementara itu di pondok pesantren Gus Arka begitu sibuk mengurus semua kegiatan yang ada di pondok. Memeriksa setiap inci dari pondok, dan mengatur tentang program-program belajar bagi para santri dan santriwati pondok.

Ia begitu sibuk hari ini, pekerjaan nya benar-benar menumpuk sangat banyak, dan itu membuat kepalanya sakit.

Di tambah sehabis menyelesaikan urusan di pondok ia juga harus mengurus semua pekerjaan kantor.

Hari ini sangat melelahkan bagi Gus Arka, di tambah jauh dari istrinya itu semakin membuat dunia ini rasanya semakin berat.

Ia duduk di bawah salah satu pohon, menatap penuh serius ke arah laptop yang berada di tangannya. Andai saja ada istrinya maka semua ini tidak akan terasa sulit bagi Gus Arka.

"Assalamualaikum, serius amat Gus," ujar seseorang yang tiba-tiba saja datang dan membuat Gus Arka kaget.

"Wa'alaikumussalam, ehh Azzam, kesini kapan?"

HIRAETH ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang