Udah baca lah
Saya males basa-basi
Apa lgi sama yg gk pasti
Uhh 🙈~•.🎀💐🎀.•~
Di hari yang cerah terdapat pasangan yang masih sibuk berdandan masing-masing. Kedua nya akan menghadiri pernikahan dari seseorang.
Fauza benar-benar sibuk, dirinya sudah make up dan sudah rapih, tinggal suaminya saja yang masih belom siap, "Sini mas biar aku benerin,"
"Dari tadi kok ya belom selesai-selesai toh mas," Fauza memasang kancing baju batik suaminya sambil mengomel kecil.
Gus Arka terkekeh ia memang sengaja membiarkan baju nya tetap begitu, karena ia ingin istrinya lah yang mengancingkan baju batiknya, "Hmm! Jauhin tangan mas! Jangan sentuh muka aku, udah di make up!" Cegah Fauza yang tau jika suaminya itu akan menyentuh wajahnya.
Gus Arka pun memanyunkan bibirnya, Fauza memang tidak suka jika wajah nya di pegang-pegang, apa lagi dengan tangan yang kotor dan belom di cuci, maka sudah di pastikan ia akan mengamuk.
"Mas gk bisa kiss dong, di pegang aja gk boleh gitu," Gus Arka memasang wajah lesu nya berharap agar istrinya sedikit bersimpati dengan dirinya.
Fauza hanya menatap tajam suaminya tanpa banyak bicara, dan Gus Arka pun menghela nafasnya, jika sudah begitu maka Fauza sudah tidak bisa di ganggu lagi.
"Oh iyaa mas, calon nya Gus Azzam siapa?" Tanya Fauza yang penasaran.
Gus Arka terdiam, jujur dirinya binggung harus menjawab apa karena memang Fauza belom tau bahwa Salma lah yang akan menjadi istri Gus Azzam.
"Nanti kamu tau," ucap Gus Arka yang mencoba menghindari pertanyaan istrinya.
"Segitu rahasianya kah? Sampe istrinya nanya gk di kasih tau, huh!" Sorak Fauza yang menatap jengah ke arah suaminya.
Gus Arka menatap gemas ke arah istrinya, "Kalo kamu gk make up udah mas cium sayang, gemesin banget jadi orang,"
"Ck! Udah ah ayo, aku tunggu di bawah," Fauza berjalan pergi begitu saja meninggalkan Gus Arka yang masih menatapnya. "Maaf sayang, mas gk bisa kasih tau kamu, nanti kamu akan tau siapa perempuan yang akan di nikahi Azzam,"
Akhirnya Gus Arka dan Fauza pun melakukan perjalan menuju pondok, namun lagi dan lagi terjadi halangan.
Tiba-tiba saja kondisi Fauza memburuk, ia terus menerus muntah sehingga membuat tubuhnya lemas.
"Mas beliin makan ya? Perut kamu pasti kosong," ucap Gus Arka yang mengelus kepala istrinya dengan tatapan yang tidak tega, apakah semua ibu hamil mengalami fase ini?
Melihat Fauza sangat tidak sehat seperti ini membuat Gus Arka sangat khawatir.
"Aku mau beli bakso aja deh mas, sama mau petisan plus es nya yang seger," ujar Fauza yang sekarang sedang mengambil kaca di tas nya untuk melihat make up nya.
"Iyaa mas beliin ya," Gus Arka pergi meninggalkan Fauza di mobil sendirian.
Sedangkan Fauza malah menangis karena melihat make up nya yang sudah acak-acakan tak karuan, semua usahanya sia-sia, "Aaaa make up nya jadi rusak,"
Sementara itu Gus Arka sudah membeli semua makanan yang istrinya pesan, dan menuju mobil untuk menemui istrinya.
"Sayang ini-" ucapan terhenti ketika melihat Fauza yang menangis sampai hanya terdengar isakan tangis dari istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Fiksi RemajaTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...