34 | PENYESALAN TIADA AKHIR

154 12 0
                                    

Cut off orang" ribet
Hidup kita terlalu berharga
Untuk meladeni manusia gk jls

~•.❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹.•~

"Mas ayo gek ndang tangi toh," lihat lah sudah pukul 8.30 pagi tapi Gus Arka masih saja terlelap dalam tidurnya.

Fauza menghela nafasnya kasar, "Ya Allah berikan hamba kesabaran," perlahan ia pun jalan untuk membuka hordeng kamar mereka.

Sinar mentari mulai masuk segala penjuru kamar tapi Gus Arka tetap tidur, "Sayang, ya Allah mas, mau tidur sampe kapan,"

Fauza berjalan mendekati suaminya, mengelus lembut rambut nya dan juga mengecup pipi nya secara tiba-tiba. "Bangun mas, aku udah laper banget loh ini, dari tadi nungguin kamu bangun,"

Cup

Kali ini kecupan manis Fauza berikan pada bibir suaminya, hanya ini lah satu-satunya cara yang pasti akan berhasil membangun kan suaminya.

"Eunghhh..." Gus Arka mengulet di kasurnya dan perlahan mulai membuka matanya.

"Lagi," pintanya dengan senyuman manis, bagaimana tidak pagi-pagi sudah mendapat ciuman dari istrinya yang cantik dan juga wangi.

"Gk! Mas mah tega, aku kelaperan dari tadi, tau ah capek," Fauza langsung pergi ke bawah untuk sarapan, mood nya benar-benar hancur pagi ini.

Melihat istrinya yang pergi begitu saja Gus Arka pun menjadi panik, "Sayang bentar mas mandi dulu,"

Setelah kehamilan Fauza jadi lebih sensitif akan aroma tubuh Gus Arka, maka dari itu Gus Arka harus tetap sering-sering mandi jika ingin bersama dengan istrinya.

Di bawah Fauza semakin kesal! Bukan nya di kejar atau dibujuk! Malah di biarkan! Kenapa Gus Arka sangat menjengkelkan!

Fauza memutuskan untuk keluar dan keliling komplek, tapi baru saja ia keluar dari gerbang rumah nya, dirinya langsung berpapasan dengan Gus Azzam dan juga Emira.

"Ehh Gus,"

"Assalamualaikum Fauza,"

"Waalaikumsalam Gus, ada apa ya Gus? Kok udh di depan pintu gerbang aja,"

"Jadi gini niat saya mau bareng berangkat ke tempat acara nya kak Rangga sama Revan bareng kalian boleh? Soalnya saya belom tau jalan di sini,"

Fauza mengangguk mengerti dan mengelus lembut pipi Emira, "Yaudah nanti biar saya bilangin ke Gus Arka ya, Emira sudah mandi?" Tanya Fauza sambil tersenyum menatap Emira.

"Sudah dong, kamu gk lihat dia sudah cantik gini," ucap Gus Azzam yang mencium pipi Emira.

"Oh iyaa berdua aja Gus? Salma nya mana?"

"Salma masih tidur," jelas Gus Azzam yang membuat Fauza terdiam, itu artinya Gus Azzam lah yang mengurus segalanya, tapi sudah lah itu bukan urusan nya juga.

"Yaudah Gus kalo gitu saya masuk dulu ya, Emira mau main gk?" Tawar Fauza.

"Lain kali ya zaa, dia mau saya ajak jalan-jalan dulu kesekitaran sini, sama sekalian cari makan,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIRAETH ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang