~•••~
Pagi-pagi sekali Gus Arka mengantarkan istrinya menuju bandara, jika boleh jujur, berat untuk nya melepaskan istrinya itu, tapi ia juga tidak boleh egois dan hanya memikirkan tentang nya saja bukan?
"Hati-hati ya sayang, jaga diri baik-baik, kabarin mas terus," ucap Gus Arka yang memeluk istrinya.
"Iyaa mas, kamu juga ya jaga diri," ujar Fauza yang mengelus lembut punggung suaminya.
"Yaudah mas, kalo gitu aku pergi dulu ya, bye sayangku," pelukan di antara keduanya pun terlepas, rasa sedih begitu mendominasi perasaan Gus Arka saat ini.
Fauza mulai berjalan menjauh dari Gus Arka, meninggalkan nya untuk beberapa hari, tapi baru saja ia akan pergi sudah membuat Gus Arka sangat merindukan keberadaan istrinya.
Ia melepas Fauza dengan senyuman, jangan sampai istrinya itu tau bahwa ia sebenarnya sangat berat untuk melepas kepergiannya.
Setelah mengantarkan Fauza, Gus Arka pun kembali ke pondok, ia hanya berdiam diri di bawah pohon sambil memakan es krim vanila kesukaan istrinya.
"Assalamualaikum Abang, Abang ngapain? Ihh Abang makan es krim, Salma mau juga dong bang, minta boleh ya?" Ucap Salma yang tiba-tiba saja datang dan duduk di dekat Gus Arka.
"Wa'alaikumussalam, ambil aja di kresek," jawab Gus Arka dengan wajah datarnya.
Ia enggan menoleh ke arah Salma dan tetap fokus memakan es krim di tangan nya sambil membayangkan istrinya, perasaan apa ini! Ia pikir ia akan kuat berjauhan dengan Fauza tapi ternyata semua itu salah!
"Abang kenapa? Abang sedih ya di tinggal mbak Fauza?" Tanya Salma yang mengelus lembut lengan Gus Arka.
"Jangan ganggu saya dulu Salma, kalo udah ngambil es krim nya, kamu bisa pergi, biarin saya sendiri, dan satu lagi, jangan sentuh-sentuh saya!" Tegas Gus Arka yang tetap memandang lurus.
Tangan Salma pun reflek menjauh dari Gus Arka, Abang nya yang dulu begitu menyayanginya sekarang telah berubah, Fauza telah membuat nya berubah dan menggantikan posisinya.
"Abang kok gitu sama Salma?! Abang berubah! Abang gk sayang lagi ya sama Salma?! Abang kasar banget tau!!!" Ujar Salma dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Abang dulu gk gini ke Salma! Salma selalu yang jadi nomor satu buat Abang! Terus kenapa sekarang Abang gini ke Salma?! Abang jahat!!!"
Salma mulai menangis, semua ini terasa menyakitkan untuknya, tadinya ialah yang paling Gus Arka sayang tapi sekarang Gus Arka telah berubah seolah-olah tidak ingin lagi dekat-dekat dengan dirinya.
"Maaf Salma, tapi ada hati yang harus Abang jaga, Abang gamau aja istri Abang sampe cemburu, lagi pula itu dulu, dan tolong pahami kalo sekarang hanya istri Abang lah yang paling terpenting untuk Abang," tak ingin ambil pusing Gus Arka pun langsung pergi meninggalkan Salma yang masih menatap nya.
"Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumussalam," lirih Salma yang menatap kepergian Gus Arka.
Semua kejadian tadi tak luput dari pandangan para sahabat Fauza dan Arka.
"Gw bilang juga apa! Emang gatel!" Cibir April.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Ficção AdolescenteTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...