Hola rakyat PETAAA 🫶
Binggung gw mau ngomong apa
Baca aja dah
____________&___________
Pagi tiba dan seluruh santri-santriwati mulai sibuk belajar di kelas nya masing-masing.
Cuaca hari ini juga begitu cerah seperti senyuman Fauza yang sedang terpancar ketika ia mulai bangun tidur.
Bagaimana ia tidak senang, hari ini ia akan mengikuti kelas yang guru nya adalah Gus Azzam, ia begitu penasaran dengan bagaimana cara Gus Azzam mengajar di kelas.
Semuanya berlangsung baik dari awal masuk kelas hingga kelas pun selesai.
"Fauza tunggu," ucap Gus Azzam yang menyuruh Fauza agar tidak pergi.
"Iyaa Gus kenapa?"
"Eum... Saya cuma mau bilang kalo saya akan pergi dari pondok ini hari ini, saya cuma mau pamitan aja sama kamu, tanggung jawab saya lebih besar di pondok Abah, jadi saya gk bisa lama-lama di sini,"
"Secepat itu Gus? Gk bisa nunggu sampe beberapa hari lagi di sini? Trs saya belajar nya gimana?"
Jujur saja Fauza merasa sedih mendengar hal ini, baru sehari ia belajar apa kah guru nya akan pergi?
"Saya juga mau lama-lama di sini Fauza tapi dengan saya terus di sini mungkin itu akan jadi boomerang dalam hubungan kamu dan Gus Arka, lebih baik saya menjauh dari kamu dan menjelaskan kepada hati saya bahwa kamu sudah menjadi milik orang lain," ~Azzam
"Tenang aja saya akan rutin ke sini setiap ada kelas saya, kamu gk akan kehilangan guru kamu," ucap Gus Azzam dengan senyumannya.
"Yaudah ayo ikut kerumah dulu, saya masak enak-enak hari ini, sebelum Gus pulang, Gus harus kenyang dulu makan masakan saya," paksa Fauza.
"Tap-"
"Tega nolak permintaan saya?"
"Yaudah ayo," ucap Gus Azzam dan Fauza pun tersenyum senang.
Kedua nya telah sampai di rumah Fauza dan ada Gus Arka yang sedang membaca kitab-kitab nya.
"Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumussalam,"
Fauza langsung mencium tangan suami nya, "Gimana udh selesai belajar nya?" Tanya Gus Arka.
"Udh mas," jawab Fauza yang di angguki oleh Gus Arka.
"Saya kesini mau pamit sekalian Ar sama kamu, saya mau pulang ke pondok pesantren Abah, di sana juga gada yang ngurus, jadi saya harus kembali,"
"Loh kok cepet banget, gk bisa nunggu beberapa hari lagi Zam?"
"Gk bisa Ar, saya harus pulang hari ini juga,"
"Yaudah kalo emang begitu, hati-hati ya, saya titip salam untuk Umma sama Abah,"
"Enggeh Ar, nanti saya sampaikan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Teen FictionTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...