Biasakan untuk vote ya gengs
~•oOo•~
Beberapa hari berlalu, sekarang semua orang di pondok sedang sibuk untuk membersihkan lingkungan pondok dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan.
"Udh, ayo April, ayu sama Rahma berhenti dulu, kalian kan masih hamil, gk boleh capek-capek, biar nanti ini di urus sama santriwati yang lain," ucap ummi.
"Tapi kan ummi-" ujar April.
"No gada tapi-tapian!" Tegas ummi.
"Iyaa kalian itu bandel banget, bumil tuh banyakin istirahat, gausah cari ribut deh ya, tinggal duduk anteng aja kok susah," omel Fauza.
"Galak bener mbak nya," sahut Rahma.
"Entah lu, galak banget," timpal Ayu.
"Bodo!" Sengut Fauza.
Fauza kembali membersihkan lingkungan pondok bersama yang lain, dengan para bumil yang hanya bisa menyaksikan acara bersih-bersih itu tanpa bisa membantu.
"Sayang, udah kamu ayo istirahat, udh cukup bersih-bersih nya, tuh liat keringat kamu udah banyak banget," ucap Gus Arka yang menggandeng tangan Fauza.
"Tap-" baru saja Fauza ingin protes tapi Gus Arka sudah menatap nya dengan begitu tajam.
Al hasil gadis itu pun hanya bisa pasrah mengikuti keinginan suaminya, mereka bergabung bersama yang lain, ada beberapa dari mereka juga yang sedang istirahat.
"HAHAHAHA mampus! Di suruh berhenti juga kan Lo," ledek April yang tertawa puas.
"Bodo amat!" Sengut Fauza yang cemberut.
Semua orang jadi tertawa karena melihatnya yang menjadi kesal seperti itu.
"Nih minum biar gk emosian," ujar Gus Arka yang memberikan air dingin kepada istrinya.
"Aku gk emosian ya mas! Tapi mereka tuh ngeledek!"
"Iya sayang iya, udah di minum dulu," ujar Gus Arka yang membukakan tutup botol minum Fauza.
"YANG JOMBLO DI LARANG IRI!!!" Teriak Glen yang meledek para santri dan santriwati yang melihat adegan mesra Gus dan Ning mereka.
Gelak tawa kembali terdengar karena seruan Glen, semua orang begitu senang pada hari ini, meskipun mereka lelah tapi mereka merasa cukup terhibur dengan beberapa kejadian yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Teen FictionTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...