26 | LICIK

247 20 3
                                    

Annyeong readers
Vote dan comenya
Jgn lupa loh ya
Author gigit nih
Rawwwrr 🦖


~•💋💋💋•~


Setelah mengetahui fakta tentang kejahatan Salma, Fauza hanya diam termenung di kamarnya, keterlaluan sekali gadis itu.

Tak lama Gus Arka masuk kedalam kamar dengan segelas susu di tangannya, ini yang membuat nya ragu untuk mengatakan tentang Salma kepada istrinya itu, ia pasti akan larut dalam pikirannya.

Gus Arka menghela nafasnya dan berjalan menuju istrinya, "Sayang ayo di minum dulu susunya,"

"Gk mau mas, mas aja yang minum," ucap Fauza dengan santainya.

Gus Arka tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan istrinya, "Sayang yang bener aja, mas kan laki-laki, ini susu untuk ibu hamil masa mas yang minum,"

Melihat Gus Arka yang tertawa pun Fauza ikut tertawa, astaga bagaimana ia bisa lupa jika dirinya sedang hamil.

"Lupa aku mas, yaudah sini, makasih sayangku udah di buatin susunya," Fauza pun duduk dan meminum susu yang telah di buat oleh suaminya.

Gus Arka terkekeh dan duduk di hadapan istrinya yang sedang meminum susu, "Jangan terlalu di pikirin sayang, yang terpenting anak kita gk kenapa-kenapa,

"Mas gamau ya kesehatan kamu sampe menurun gara-gara masalah ini, kamu harus jaga kesehatan baik-baik, gk boleh banyak pikiran," Gus Arka mengelus lembut pipi istrinya yang kini sedang menatapnya.

"Iyaa mas,"

"Yaudah sini sayang, ini udah malem waktu nya kamu dengerin papa ngaji," Gus Arka melompat begitu kencang ke atas kasur dan itu membuat Fauza kaget.

"Mas! Ihh pecicilan banget loh, nanti kalo kena anak kita gimana coba," oceh nya.

"Maaf sayang," cengir Gus Arka yang langsung meletakkan kepalanya di pangkuan Fauza.

Gus Arka mulai melantunkan ayat suci Al Qur'an, ini adalah rutinitas nya setiap malam yang harus ia lakukan, anak nya harus mendengarkan hal-hal baik.

Fauza pun tersenyum melihat pemandangan yang ia saksikan sekarang, semua hal ini begitu indah, rasanya Fauza benar-benar tidak akan pernah bisa berhenti mengucapkan syukur atas semua hal yang sedang ia nikmati sekarang.

"Makasih ya Allah karena sudah memberikan hamba suami yang begitu mencintai hamba, yang bisa membimbing hamba kejalan yang benar, sungguh ya Allah tak ada yang lebih indah dari rencana yang telah kau siapkan," ~fauza.

Gus Arka pun menutup Al Qur'an nya dan meletakkan nya di nakas meja. Lalu ia pun kembali tiduran di pangkuan istrinya.

"Sayang mbok yo di elusin kepalanya mas, dari tadi diam aja, mas kan mau di sayang-sayang juga," Fauza terkekeh kecil dan segera mengelus lembut rambut suaminya.

Gus Arka bangkit sebentar dan mencium pipi istrinya, "Mas ih!" Protes Fauza yang kaget dengan gerakan tiba-tiba dari suaminya.

"Kenapa sayang? Mau lagi?" Goda nya yang tersenyum jahil sambil menaik turunkan alisnya.

"Apa si, gk jelas banget," cibir Fauza.

Gus Arka benar-benar puas jika sudah berhasil membuat Fauza kesal dengan tingkahnya. "Mas juga mau kali di cium sayang, night kiss nya kan belom dapet,"

"Dih! Emang ada night kiss? Dari mana itu? Pasti kamu yang buat-buat mas,"

"Ada sayang, sekarang ada, dan harus kamu kasih ke mas,"

HIRAETH ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang