Alo semua 👐
Seperti yang Salma bilang bahwa ia ingin membeli beberapa barang maka Fauza pun menemani nya untuk membeli semua itu.
"Mau cari apa emang?" Tanya Fauza yang menatap Salma ketika sudah sampai di toko yang mereka tuju.
"Mau cari nanas sama durian mbak, di sini ada gk ya?" Tanya Salma dengan mata yang mencoba mencari-cari apakah yang ia butuhkan ada di toko ini atau tidak.
"Untuk apa? Kamu suka banget emang?"
Salma pun mengangguk, "Iyaa mbak, mbak juga nanti bantuin Salma makan ya, takut gk abis,"
"Iyaa, yaudah ayo cari," ujar Fauza yang berjalan duluan.
Senyuman di wajah Salma terbit, sepertinya semua rencananya akan berhasil, lagi pula tidak ada Gus Arka yang akan menjaga Fauza bukan? Maka semua nya akan berjalan dengan lancar.
Setelah selesai berbelanja buah-buahan Fauza dan Salma pun kembali kerumah.
"Wihh gila metis yok, enak tuh kalian beli buah banyak gitu, seger banget pasti, gw ajak temen kantor juga ya kesini? Biar sekalian kita meeting di rumah, dan mereka bisa coba petisan khas Indonesia, gimana dek?" Ucap Rangga yang sangat bersemangat.
"Ide bagus tuh, yaudah kak undang yang lain biar gw sama Salma siapin semua ini ya,"
"Okee siap, meluncur,"
Untung saja tadi Fauza membeli mangga muda dan mangga matang, jadi petisan kali ini pasti akan terasa jauh lebih enak, ia jadi tidak sabar untuk mencobanya.
"Cobain geh mbak, nanas nya enak tau," ucap Salma yang menyuapi Fauza dengan tangan nya.
"Eh," Fauza sedikit kaget dengan perlakuan Salma kepadanya, ia merasa ada yang sedikit aneh dengan Salma.
Tapi ia pun perlahan membuka mulutnya karena tidak enak jika menolak Salma.
"Enak banget nanas nya manis, mau lagi dong Salma, suapin saya bisa? Soalnya saya lagi ngupasin buah-buahan ini," ujar Fauza yang memandang kebawah, ada banyak buah-buahan yang harus ia segera kupas.
"Iyaa mbak gpp,"
Salma terus menyuapi Fauza hingga tak terasa ia sudah menghabiskan satu buah nanas.
"Seger banget ya Allah, yaudah nih tolong di lanjut ya, dikit lagi kok, saya mau siap-siap dulu soalnya mau meeting, makasih Salma," ucap Fauza yang berlari dengan cepat menuju kamar nya.
"Iyaa mbak hati-hati,"
Bughh
Belom sempat Salma menutup mulutnya ternyata Fauza sudah berjatuh di tangga, jujur saja Salma kaget melihat hal itu, Fauza sedang hamil tapi ia memakan banyak nanas dan terjatuh juga, maka sudah di pastikan anak nya tidak akan selamat.
"Ehh mbak, gapapa kan? Ada yang sakit gk?" Tanya Salma yang berpura-pura khawatir.
"Aduh sakit, cuma saya gk bisa fokus kerasa sakit ini, saya duluan ya Salma, kamu lanjutin kegiatan kamu aja, saya gapapa kok," ujar Fauza yang kembali berjalan ke kamarnya.
Semua hal yang terjadi ini benar-benar di luar dugaan Salma, seakan-akan semua nya mempermudah dirinya untuk menyingkirkan bayi di kandungan Fauza itu.
"Maaf ya sayang, kamu gk Tante izinin lahir dulu, karena kalo kamu lahir maka Abang dan Fauza akan semakin dekat, dan saya gk mau itu terjadi,"
"Saya akan buat Abang salah paham sama Fauza, sampe nanti dia nyalahin Fauza atas kepergian bayi mereka, akan saya pastikan Abang marah besar ke Fauza karena ceroboh dan gk bisa jaga bayi mereka dengan baik,"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Fiksi RemajaTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...