Baca aja lah udh
Basa-basi segala
~~~~~~•~~~~~•~~~~~•~•.💗💗💗.•~
Semua orang pergi kerumah sakit, dan sekarang Fauza celingak-celinguk sendiri di rumah.
Dimana semua orang? Bukan kah tadi ia tidur mereka sedang berkumpul di bawah?
"Mas?"
Hening
Tak ada sahutan dari suaminya itu, "Ihh pada kemana sih! Parah banget masa aku di tinggal," ujar Fauza yang kesal dan duduk di sofa.
Rumah begitu sepi tapi tiba-tiba saja dari kamar tamu ada suara ramai, tunggu siapa itu? Fauza agak takut untuk mendekatinya tapi ia penasaran.
Fauza membuka pintu kamar itu dengan perasaan takut, "Kalian"
Di ruangan itu ada kedua anak kak Rangga dan baby boy, mereka sedang bermain bersama, ya ampun bagaimana bisa kak chese meninggalkan anak mereka yang masih bayi dengan 2 anak kecil.
"Adek nya di apain astaghfirullah," pekik Fauza yang kaget melihat bayi itu penuh dengan stiker dan juga wajah nya cemong dengan bedak.
"Adek mau nuyul Tante, gk liat apa ini dia udah buka baju dan pake pempers doang," jawab Arsyad anak pertama kak Rangga yang berumur 2 tahun.
Rasanya Fauza tak habis pikir dengan jawaban keponakan itu, ya ampun Arsyad.
"Ya Allah sayang, lain kali gk boleh ya nempelin adek nya sama tempelan gini, boleh main sama adek, tapi harus hati-hati ya, adek nya masih kecil,"
Fauza mulai mengambil stiker dari tubuh bayi mungil itu, kenapa ia justru diam saja di jadikan mainan oleh kakaknya.
"Baby boy, kamu kok ya diem aja, adek mu loh liat ini jadi tuyul," keluh Fauza.
Baby boy pun tertawa terbahak-bahak melihat bayi mungil itu, benar-benar mikir seperti tuyul.
"Aku gatau kak, dari tadi juga main hp," ujar nya yang kembali bermain ponsel.
Benar-benar anak sekarang tidak bisa jauh dari ponsel! Fauza pun hanya bisa menghela nafasnya menghadapi tiga anak ini.
Setelah memakaikan baju Fauza pun menggendong bayi itu, Fauza memutuskan untuk mengajak baby boy dan Arsyad untuk ke mall.
Akan lebih baik jika bermain langsung timbang terus menerus menatap layar ponsel.
Fauza juga menyewa 2 baby sitter, karena ia tak mungkin menjaga ketiga anak itu sendirian, bisa sangat bahaya jika sampai mereka berlarian di mall dan Fauza tidak bisa menjaga mereka semua.
Baby boy dan Arsyad sama-sama sibuk bermain game di mall, dan Fauza memantau mereka sambil menggendong bayi mungil yang belom di beri nama itu.
"Kamu kok belom di kasih nama sih dek, kan jadi susah manggilnya, makan yok? Tante laper banget,"
Fauza memutuskan untuk membeli makanan, ia sangat lapar karena baru bangun tidur.
Saat sedang asik makan tiba-tiba saja ponsel Fauza berdering, ada panggilan masuk dari suaminya.
"Assalamualaikum mas, kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Teen FictionTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...