Takdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh.
Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...
Baiklah bnyk yg gk setuju ya Saya Hiatus Lagi pula kalo saya Hiatus Gatau balik nya kapan 🥹 Macih untuk semua comen Yg buat saya semangat 🤗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~•.☘️🐬☘️.•~
Hari ini adalah hari yang spesial bagi Ummi, bagaimana tidak anak pertama nya akan datang berkunjung ke pondok pesantren setelah sekian lama tinggal di luar kota.
Semua persiapan di lakukan untuk meyambut kedatangan putrinya tersebut.
Sama seperti hal nya Fauza yang juga sedang sibuk di dapur menyiapkan begitu banyak hidangan.
"Sayang,"
"Iyaa mas, kenapa? Masih pusing tah?" Tanya Fauza yang langsung memeriksa suhu tubuh Gus Arka dengan tangannya.
"Enggak, udh ayo kedepan aja, masa kamu malah sibuk di dapur gini, udh nanti ini biar ada yang ngurus, kamu sama aku kedepan aja," ujar Gus Arka yang menggandeng tangan Fauza.
Dan Fauza pun hanya bisa diam dan menuruti suaminya, terpancar kebahagiaan di wajah Ummi, ia pasti sangat merindukan putrinya tersebut.
Sebuah mobil berwarna putih terparkir rapih tepat di hadapan semua orang. Turun seorang lelaki dengan peci di kepala nya sambil menggendong anak kecil.
Lalu tak lama ada seorang perempuan yang turun dengan perut nya yang hamil sudah cukup besar.
"Assalamualaikum," sapa nya.
"Wa'alaikumussalam," jawab semua orang.
"Ya ampun anak Ummi, apa kabar sayang?" Tanya Ummi yang langsung memeluk putrinya.
"Alhamdulillah baik Ummi," jawab nya yang tersenyum manis.
"Kamu apa kabar nak?" Tanya Ummi pada lelaki yang sedang menggendong anak nya.
"Alhamdulillah baik Ummi," jawab nya.
"Yaudah ayo masuk dulu, ayo,"
Fauza menyiapkan minuman untuk semua nya, "Silahkan di minum,"
"Loh ini siapa Ummi?" Tanya anak perempuan Ummi.
"Ya Allah sampe lupa, ini istrinya Arka, namanya Fauza,"
"Fauza," sapa Fauza dengan ramah.
"Saya Aina, Maa syaa Allah cantik banget Ar istrimu, pantes wae sampe gk mau ngelirik yang lain," ledek mbak Aina.
"Saya Hasan, panggil aja Abang," Fauza hanya tersenyum dan mengangguk.
"Yang terpenting bukan cuman fisik nya mbak, tapi hatinya juga baik banget, itu yang buat Arka gamon," jawab Gus Arka dengan jujur.
Sontak semua nya tertawa mendengar ucapan jujur Gus Arka, dan Fauza pun menahan senyuman nya mati-matian.
"Gk salah pilih to Gus, pantes di tawari sing lain gk gelem," jawab Hasan.