Hola rakyat petaaa
Piye kabare?
Salah makan aja sakit
Apa lagi salah orang
Ughh 😁~•.🍂🌷🍂.•~
Hari ini rumah Gus Arka dan Fauza benar-benar sangat ramai, bagaimana tidak seluruh keluarga berkumpul mendengar berita kehamilan Fauza.
Fauza sekarang di kerubuni oleh mamah nya, omaa, kakak ipar nya dan para sahabatnya.
Mereka memberikan begitu banyak nasehat untuk nya, "Terimakasih semua atas nasihat baiknya, Fauza boleh duduk tempat lain gk? Panas banget rasanya di kerubungun gini,"
Sontak semuannya pun pada menyingir dan membiarkan bumil muda itu bisa menghirup udara dengan segar.
"Sini sayang," ujar Gus Arka yang merangkul istrinya.
"Capek mas di kerubungin kayak tadi, mau ke taman belakang aja, di sana enak kayaknya,"
"Iyaa sayang kita kesana aja, kasian istri mas," ujar Gus Arka yang terkekeh melihat Fauza begitu tertekan.
Melihat air di kolam berenang rasanya benar-benar menyegarkan, perlahan Fauza duduk di pinggir kolam renang dan merendam kakinya di sana.
Fauza mulai memejamkan matanya menikmati betapa tenang dan segar yang ia rasakan sekarang.
"Sayang, nanti alergi kamu kambuh, ayo angkat kakinya, kita duduk aja sambil makan buah-buahan sini," ajak Gus Arka pada istrinya.
Fauza menoleh ke arah suaminya, "Boleh ya mas, kali ini aja, lima menit deh," pintanya dengan wajah yang memelas.
Bagaimana bisa Gus Arka menolak permintaan istrinya yang sangat menggemaskan ini. Gus Arka ikut duduk di samping Fauza dan merendam kakinya di kolam renang.
"Mas," panggil Fauza tiba-tiba.
"Dalem sayang, kenapa?" Tanya Gus Arka yang menatap istrinya.
"Mau nyender boleh?"
Kekehan kecil keluar dari bibir Gus Arka, perlukah untuk meminta izinnya? Untuk hal sekecil ini?
"Harus banget nanya sama mas? Gapapa sayang nyender aja, bahu mas selalu tersedia untuk kamu, sini," Gus Arka menyentuh kepada Fauza membawanya untuk bersandar di bahunya.
"Makasih mas,"
"Sama-sama sayangnya mas," Gus Arka mencium puncak kepala istrinya dan tersenyum manis.
Sekarang mungkin mereka hanya berdua, tapi tak lama lagi kehadiran seorang bayi akan memenuhi keluarga kecil ini. Rasanya begitu menyenangkan jika membayangkan semua momen-momen indah itu.
"Ehh ehh, Fauza! Ayo bangun! Itu dingin! Cepet bangun," ucap Oma yang tiba-tiba saja datang dan menyuruh Fauza berdiri dari duduknya.
"Ihh gk mau Oma, Fauza cuma bentar doang kok ini," tolak Fauza.
"Enggak! Ayo bangun! Kamu butuh istirahat, udah ayo bangun ikut Oma ke kamar, kita istirahat," ajak Oma yang menggandeng tangan Fauza.
Fauza pun berdecak kesal, apa-apa ini Fauza bukan lah anak kecil lagi, kenapa Oma selalu memperlakukan nya seperti anak kecil, anak kecil ini bahkan sudah akan menjadi ibu, tapi Oma masih saja seperti ini.
"Udah sayang nurut kata Oma, kamu harus tidur siang," ujar Gus Arka yang mengelus lembut kepala istrinya.
Fauza hanya diam dengan wajah cemberutnya, menjengkelkan, semua aktivitas nya jadi terbatas semenjak hamil, ia tak bisa lagi bebas melakukan apa yang diinginkan.
Gus Arka tertawa melihat ekspresi istrinya, wajah nya terlihat imut ketika sedang cemberut.
"Gk kebayang nanti gimana imutnya anak saya, pasti gemesin kayak mamanya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Novela JuvenilTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...