Hey you
Are you oke?
Fauza sedang sibuk di dapur menyiapkan makan malam, apakah ia sudah berbaikan dengan suaminya? Tentu saja belum.
"Masak apa sayang?" Tanya Gus Arka yang melingkarkan tangannya di perut Fauza.
"Liat sendiri," jawab Fauza yang melepaskan tangan Gus Arka yang memeluknya dari belakang.
Fauza tak menghiraukan semua ucapan Gus Arka, ia sibuk menata makanan di meja makan.
"Ayo makan," ajak nya.
Gus Arka pun duduk di kursi nya sambil menatap Fauza yang sudah makan terlebih dahulu.
Fauza yang terus menerus di tatap pun merasa tak nyaman. "Kamu mau makan apa ngeliatin aku makan?"
"Mau di suapin, aku nunggu kamu selesai makan aja,"
"Gk usah manja, udah cepetan makan sendiri, aku ngantuk abis ini mau bubu," oceh Fauza yang kembali melahap makanannya.
"Aku mau nya di suapin kamu,"
Hanya tatapan sinis lah yang Gus Arka dapatkan dari Fauza, gadis itu memutuskan untuk menyuapi bayi besar nya yang sangat manja itu.
"Udah? Youwes aku mau bubu," ucap Fauza yang pergi ke kamar.
"Mas boleh tidur di kamar?"
"Hmm" jawab Fauza yang melenggang pergi ke kamar.
Kedua nya hanya diam dalam kesunyian, Fauza asik dengan ponsel nya dan Gus Arka pun hanya bisa memandangi istrinya.
"Sayang,"
"Hmm?" Gumam Fauza yang menatap Gus Arka.
"Mau peluk, boleh gk?"
Jika boleh jujur sebenarnya Gus Arka sangat takut mengatakan hal ini, tapi ia tidak akan bisa tidur jika terus seperti ini.
"Ada guling nih, peluk ini aja," ujar Fauza yang memberikan guling kepada suaminya.
"Iss sayang, kan kamu tau aku gk bisa tidur kalo gk peluk kamu, boleh ya?"
Mata itu begitu berbinar menatap penuh permohonan kepada Fauza.
"Mas tau mas salah, ada banyak banget kesalahan yang udah mas buat, mas minta maaf sayang, mas benar-benar khawatir sama kamu tadi, mas tau kamu begitu juga karena ulah mas, terus pas mas tau kalo kamu hampir aja buat bayi di kandungan nya Rahma celaka mas jadi gk bisa ngendaliin diri mas sendiri,"
"Mas tau mereka pasti begitu mengharapkan bayi itu, mas gk kebayang gimana jadinya kalo mereka sampe kehilangan bayi itu, mas tau rasanya sayang itu pasti sakit banget,"
Fauza pun terdiam mendengarkan ucapan suaminya, bisa di ambil kesimpulan bahwa suaminya itu sangat menginginkan seorang anak.
"Maaf ya mas, aku belom bisa ngasih mas anak, mas pingin banget ya punya anak?"
Tangan Gus Arka terulur untuk mengelus lembut rambut istrinya.
"Jangan minta maaf sayang, mas akan nunggu sampe kamu siap,"
Ada perasaan bersalah dalam hati Fauza, bagaimana pun ini adalah hak Gus Arka, tapi ia tak pernah siap untuk memberikan nya meskipun pernikahan mereka sudah berlangsung cukup lama.
"Kalo misal nya aku siap gimana?"
"Kamu bukan siap, tapi kamu ngerasa gk enak kan sama mas? Udah jangan di paksa, mas gk mau kamu ngelakuin semua nya dengan perasaan terpaksa," ucap Gus Arka yang menatap Fauza.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Roman pour AdolescentsTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...