Hay readers 👋
Maaf saya baru muncul hehe
Saya abis sakit, trs blm sembuh
Malah sakit hati 🙂
Maaf ya kalo update nya lama
___________&__________PENGUMUMAN
Mulai sekarang kalo mau di next jangan comen next ya, tapi comen
PETAAA 😭
AWOKAWOK NURUT YA READERS
KALO GK PETAAA SAYA GK MAU LANJUT ☺️Okee makasih 🙏🏻✨
•
•
•"Wanita yang tidak paham agama masih bisa di ajarkan, tetapi jika lelaki yang tidak paham agama, maka rusak lah kurikulum rumah tangganya,"
Di pagi hari sekali Fauza sudah berada di dapur, menyiapkan begitu banyak jenis makanan, dia mengerjakan semua nya sendirian tanpa batuan dari Ummi atau dari santriwati lain.
Wajar saja ia mengerjakan semua nya sendiri karena Fauza bangun begitu awal, semua orang terlelap dan ia justru sibuk membuat semua jenis makanan.
Sementara itu di kamar Gus Arka merasa bahwa ia kehilangan sesuatu, tunggu di mana istrinya?
Gus Arka kebingungan mencari keberadaan istrinya, dimana dia? Ini baru pukul 02 malam lalu kemana istrinya pergi?
"Aduh ya Allah pegel banget pinggang, cuman buat ginian aja pegel banget ya Allah," ucap Fauza yang merasa pegal.
Tentu saja pegal ia menyiapkan makanan untuk satu pondok, jelas ia kewalahan.
"Kamu ngapain? Kan saya udah bilang unt-"
Ucapan Gus Arka terhenti karena Fauza membekap mulut suami nya itu, astaga ia sangat berisik dan jangan sampai Ummi dah yang lainnya sampai terbangun.
"Diam Gus jangan berisik," bisik Fauza.
Gus Arka menyingkirkan tangan Fauza dari mulutnya, "Gk sopan! Suami lagi ngomong juga,"
"Ya maaf Gus saya tadi kan panik, Gus ngapain? Sana tidur lagi, ehh shalat tahajud dulu baru tidur lagi, saya masih harus nyiapin beberapa makanan lagi untuk pengajian di rumah besok," ucap Fauza yang kembali sibuk.
"Hmm, udah ayo masuk kamar, saya kan udah bilang kamu gk boleh ngapa-ngapain, masak sebanyak ini sendirian, enggak kamu harus tidur ini masih malam, nanti kamu sakit dan saya gk mau hal itu terjadi," ucap Gus Arka yang menggandeng tangan Fauza.
"Ehh tapi Gus ini gimana? Biarin saya selesain ini dulu ya?"
Gus Arka hanya menggelengkan kepalanya tanda bahwa ia tidak setuju dengan Fauza.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Teen FictionTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...