Holaa semua
Apa kabar mi amor?~oOo~
Keesokan paginya Fauza terbangun dan langsung mandi pagi lalu berjalan keluar kamar nya menuju dapur.
Ia kaget ketika membuka pintu, lihat suaminya tidur di depan kamar mereka, ia tertidur begitu pulas dan Fauza pun segera berlari ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.
Gadis itu membereskan semua pekerjaan rumah nya dengan cepat lalu pergi ke ndalem.
"Assalamualaikum ummi,"
"Wa'alaikumussalam, kamu mau kemana toh Zaa? Kok udah cantik banget pagi-pagi gini, mau pergi sama Gus Arka?"
"Mboten ummi, Fauza mau pergi sendiri aja, soal nya ada barang yang harus Fauza beli,"
"Owalah, terus suamimu kemana? Belom bangun tah?"
"Iyaa ummi belom bangun, semalem kecapean kayak nya," ucap Fauza yang tersenyum manis.
"Kamu juga capek kayak nya, abis begadang tah? Bawah matamu loh item, Gus Arka buat kamu begadang ya semaleman?" Tanpa ummi dengan wajah menggoda Fauza.
Akh Fauza tau apa yang ummi pikirkan, gadis itu pun hanya tersenyum menanggapi ucapan ummi.
"Ummi ayo makan dulu sarapan nya udah siap," ucap seorang gadis yang memakai gamis berwarna ungu.
"Iyaa, ayo Fauza ikut makan juga yuk, nih kenalin ini anak ummi, namanya Salma,"
Fauza pun bersalaman dengan Salma dan keduanya saling melempar senyum.
"Ini loh Fauza istri Abang mu, ayuu toh?" Puji ummi.
"Oh ini toh Fauza, oh iyaa mbak ini handphone nya Gus Arka semalem gk sengaja saya bawa," ucap Salma yang memberikan ponsel Gus Arka kepada Fauza.
"Kasih langsung aja ke orang nya ya, saya lagi buru-buru, ummi Fauza pamit nggih, assalamualaikum,"
"Wa'alaikumussalam hati-hati yo nduk,"
Fauza berjalan menuju parkiran, Ning Salma memang sangat cantik, wajar saja jika suaminya hingga lupa dengan dirinya, jika di banding kan dengan Ning Salma sudah jelas Fauza kalah semuanya.
"Dek? Mau kemana Lo?" Tanya kak Rangga yang membuat lamunan Fauza buyar.
"Mau pergi gw, mana kunci motor, pinjem," ucap nya.
"Loh mau pake motor Lo? Yang bener aja Lo Zaa, Lo pake gamis masa bawa motor gede sih, udah naik mobil aja sana,"
"Kok ngatur sih kak, gw maunya naik motor, mana sini cepet kuncinya," pintanya.
"Bandel amat elah di bilangin, Oma sama yang lainnya udah pulang lagi gw gk bisa ngaduin Lo ke mereka," cibir Rangga.
"Tuh kan kebiasaan main asal pulang, gk bilang dulu sama Fauza huh!" Sorak Fauza.
"Lo sendiri kenapa gk balik?"
"Lo ngusir gw? Parah banget Lo Zaa, gila gk gw sangka," ucap Rangga yang mengelus dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Teen FictionTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...