24 | NGIDAM

223 19 1
                                    

Saya gamau ngoceh-ngoceh
Jdi tolong kesadarannya masing-masing ya
Vote dan comen nya


~•💐🌷💗•~


Sesampainya di pondok Arka dan Fauza pun langsung kembali kerumah mereka tanpa mampir ke ndalem.

"Mas kita gk mampir dulu kerumah ummi? Gk enak mas kalo gk kesana dulu, kesannya kurang sopan,"

"Gk usah, kita pulang aja kamu butuh banyak istirahat," tolak Gus Arka yang menggenggam tangan mungil istrinya.

Ia merasa ada yang aneh dengan suaminya itu, kenapa Gus Arka menjadi seperti ini, adab nya adalah yang paling utama, tapi lihat hari ini ia benar-benar berbeda.

Apa terjadi masalah selama ia pergi? Apa Gus Arka sedang bertengkar dengan umi? Tapi itu tidak mungkin, Gus Arka pasti akan mengalah.

Entahlah Fauza pusing memikirkan hal ini, entah kenapa tapi semenjak ia tau bahwa dirinya hamil badannya mulai terasa tidak enak.

Fauza duduk di sofa dan tiduran di sana, merentangkan tangan nya mengulet kesana kemari.

"Kenapa sayang? Capek ya, nih minum jus jambunya dulu," Gus Arka duduk di samping istrinya dan menyuruh nya untuk duduk.

"Bentar ya mas, taro dulu di meja nanti aku minum, aku capek banget, mau tidur," keluhnya sambil mengucek-ngucek matanya.

"Hmm, kita ke kamar, bersih-bersih dulu baru tidur, biar mas gendong," ujar Gus Arka yang langsung mengendong Fauza membawanya ke kamar.

"Makasih ya mas," ujar Fauza yang tersenyum dalam gendongan suaminya.

"Iyaa sayang,"

Rasanya Fauza benar-benar gemas dengan suaminya itu, semenjak Gus Arka tau bahwa Fauza hamil rasanya cinta nya makin besar saja.

Setelah bersih-bersih keduanya langsung merebahkan tubuhnya di kasur.

Gus Arka hanya diam memperhatikan istrinya yang asik dengan ponselnya.

"Ngapain sayang, kok kayaknya sibuk banget gitu, mas kangen loh," Gus Arka langsung memeluk tubuh istrinya itu melepaskan rindunya.

"Aku mau ini deh mas," Fauza menunjukkan tampilan di layar hp nya yang berisi gurita dengan bumbu ala-ala Korea.

"Ini ngidam ya? Ngidam pertama kamu, mas pasti bakalan penuhin sayang, mau berapa hmm? Apa lagi udah itu aja? Ada lagi?" Gus Arka sangat antusias untuk mencari makanan yang istrinya inginkan.

Fauza pun tertawa geli melihat tingkah Gus Arka, "Eumm sama apa lagi ya, enak nya minum es campur deh mas kayaknya, sama aku pingin rujak tapi mangga aja semua isinya,"

"Yaudah mas cari semua itu dulu ya sayang, kamu di rumah aja, tunggu mas okee,"

"Papa pergi dulu ya sayang," Gus Arka mencium perut Fauza dan mengelusnya.

"Oh gitu, pamitnya sama anaknya aja, istri nya enggak!" Fauza berdecak kesal, kenapa Gus Arka menjadikan dirinya yang kedua.

"Gk gitu sayang, ya Allah, sini-sini sayangnya mas, mas pamit dulu ya sayangku, izin pamit untuk beli makanan yang kamu mau, di kasih izin sayang?"

Gus Arka menatap istrinya sambil mengelus-elus rambut istrinya dengan wajah tersenyum manis.

"Iyaa aku kasih izin,"

Senyum di wajah Gus Arka makin melebar, "Makasih sayang,"

Cup

"Mas pergi dulu ya sayang, assalamualaikum," pamit Gus Arka sehabis mengecup singkat bibir ranum Fauza.

HIRAETH ARFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang