CHAP V

31 4 0
                                    

—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.

𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•

    DAMAR menempelkan ponsel
nya kepada telinga nya, tak lama panggilan pun diangkat dari sebrang sana.

"Assalamu'alaikum, Damar" Ucap bos nya di sebrang sana

"Waalaikumsalam, gimana kabar nya bos? Baik?" Tanya Damar ramah.

"Alhamdulillah baik, kamu sendiri gimana?

" Baik, itu kerjaan gimana pak, belum mulai?

"Iya belum mulai lagi, kalo udah mulai pasti Damar bapak telpon" Ucap nya ramah.

"Oh baik baik, aduh maaf Pak mau nanya pak Dimas kira-kira punya uang sekitaran satu juta? Lagi butuh banget buat anak studytour" Ujar Damar canggung.

"Maaf banget Damar, bapak gak punya kalo punya pasti kerja dimulai lagi. Semenjak corona bapak juga jarang punya uang, emang nya terkahir bayar kapan" Dimas berucap tidak enak.

"Oh engga papa pak, terakhir pembayaran hari kamis ini" Ujar Damar tersenyum, walaupun tidak bisa dilihat dari sebrang sana.

"Coba entar saya tanya sama adek saya, siapa tau punya"

"Aduh tidak usah pak, takut nya malah ngerepotin" Damar merasa tidak enak. Ia takut merepotkan bos nya.

"Tidak apa apa, kamu kaya sama siapa saja. Nanti saya bilangin sama Irawan ya, kamu kenal kan dengan Irawan" Ucap nya lagi.

Damar yang mendengar nama Irawan terdiam sejenak, ah iya ingat siapa Irawan "Oh iya pak saya kenal, sekali lagi terimakasih pak dan maaf ngerepotin pak Dimas"

"Iya tidak apa apa, kalo begitu saya matikan ya telpon nya. Assalamu'alaikum" Pamit di sebrang sana.

"Waalaikumsalam" Balas Damar.

Tuttt..

~>>||<<~

    PAGI hari nya, Bielsa sedang mengikat tali sepatu nya. Ia mengingat kejadian semalam dimana ia berbicara seperti itu kepada ibu nya, dan berakhir sang ibu memanggil nya dengan bentakan.

Tetapi tadi ia dibangunkan seperti biasa, dibangunkan oleh sang ibu dan ibu nya pun bersikap kepada nya seperti hari hari sebelumnya. Apakah ibu nya memaafkan nya? Dirinya saja belum meminta maaf.

Ah, untuk apa dia memikirkan nya. Yang sudah berlalu biarkanlah berlalu. Tiba-tiba ia ingat tentang teman-teman nya yang akan membayar hari ini. Raut nya berubah masam.

Ia berjalan menuju ayah nya yang sedang membuat adonan batagor. "Pak, sangu" Ucap nya dengan muka ditekuk. Sang ayah yang melihat raut muka anak nya pun hanya menghela nafas.

"Ambil dompet bapak di atas lemari baju" Titah nya yang langsung dilaksanakan oleh Bielsa. Ia menuju kamar kedua orang tua nya. Ia tak melihat sang ibu, karna ibu nya sedang membeli sarapan.

"Nih" Bielsa menyerahkan dompet ayah nya. Diterima oleh Damar, lalu ia mengambil uang sebesar delapan ribu rupiah. Menyerahkan nya kepada sang anak.

Bielsa pun menerima nya, lalu ia menyalimi tangan sang ayah. "Lah kamu gak sarapan?" Tanya Damar. Yang dibalas gelengan oleh sang empu. "Males".

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang