CHAP XVIII.

8 2 0
                                    


—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.


𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•


     BIELSA turun dengan cara berseluncur ditempat untuk berpegangan tangga. Irawan dan Dina yang melihat itu pun melotot, anaknya ini mencari masalah dengan malaikat Izrail.

"YA ALLAH BIAA!!" Teriak Dina takut. Orang yang dipanggil namanya hanya cengar-cengir tidak jelas.

"Kenapa mah?" Tanyanya polos. Dina yang mendapat balasan seperti itu hanya bisa mengelus dadanya sabar.

"Kurang pro Bi! Lain kali langsung lompat aja, dari atas" Saran Irawan yang dihadiahi tabokan maut sang istri, "Cocotmu mas!!" Seru Dina.

"Tenang pah, nanti aku coba" Balasnya bercanda, mana mungkin ia berani seperti itu. Bisa-bisa dirinya langsung ditanam didalam tanah. Dina yang mendengar balasan sang anak menggeleng-gelengkan pelan kepalanya.

"Berangkat sama siapa, Bi? Sama Rehan lagi?" Tanya Dina yang dibalas gelengan.

"Aku mau make motor baru mah" Tuturnya sembari menaik turunkan alisnya.

"Yang dipesan papah kamu itu buat kamu? Aduh jangan deh Bi, bahaya" Kata Dina khawatir.

"Ngga papa mah, biar Bia jadi swag" Sahut Irawan, sang empu yang mendengar tertawa.

"Oh iya!! hari ini sama besok aku ada latihan pencak silat, jadi pulangnya telat. Yaudah mah, pah aku berangkat" Ucapnya sembari menyalimi tangan kedua orangtuanya, "Assalamu'alaikum" Lanjutnya.

"Waalaikumsalam"

~>>||<<~

     BIELSA menuju rumah Rehan terlebih dahulu, siapa tahu Rehan belum berangkat jadi bisa ia ajak untuk berangkat bersama.

"Assalamu'alaikum!!"

"Waalaikumsalam"

"Eh Bielsa, sini sarapan bareng" Tawar Linda.

"Udah mamih, Bielsa kesini mau nyamper Rehan" Ujar Bielsa memberitahukan tujuannya, Linda pun hanya mengangguk.

Sang empu menoleh kearah Bielsa, dia menepuk kursi sebelah kirinya yang kosong untuk Bielsa duduki. Bielsa yang faham atas kode yang diberi Rehan pun duduk. Bukan duduk di sampingnya, tapi Bielsa duduk disebelah Linda yang langsung berhadapan dengan Rehan. Pemuda itu mendengus melihatnya, Bielsa yang melihat Rehan mendengus pun terkekeh. Lalu matanya beralih ke sebelah pemuda tersebut,

"Kirain gua, elu udah berangkat Nan" Ucap Bielsa kepada Jenan.

"Entarlah" Balasnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

"Si Kiran udah berangkat?" Tanya gadis itu lagi yang dibalas anggukan Jenan.

"Pantes masih dirumah, biasanya sarapan aja buru-buru" Celetuk Linda, yang dibalas cengiran oleh sang empu.

"Ayo!" Ajak Rehan kepada Bielsa yang diangguki gadis itu, lalu mereka berdua berpamitan dengan Linda, setelah itu mereka berjalan keluar dengan beriringan.

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang