𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]

CHAP IX.

—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.

𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•･•✧✧•･•

      SEPASANG kaki Bielsa menuju kearah Dapur, cacing yang berada di dalam perut nya sudah berdemo sedari tadi meminta makan. Lalu ia duduk di kursi meja makan sambil melihat ibu nya yang sedang sibuk menghias kue yang tadi dibuat. Ibu ibu kalo gabut emang gitu ya?

Bielsa mengambil piring yang sudah berisi nasi lalu ia mengambil lauk nya, "Bismillahirrahmanirrahim" Satu suapan masuk dalam mulutnya hingga seterusnya sampai makanan yang ada pada piring itu habis.

Dina berbalik badan ia kaget melihat anaknya yang sedang duduk di meja makan, "mamah ko gak nyadar kamu dateng" Tanya Dina.

Bielsa yang sudah menghabiskan makanan nya pun segera menjawab, "mamah kan lagi serius"

"Udah sholat?" Dina duduk di kursi depan Bielsa.

Bielsa menggeleng, "belum, aku lagi datang bulan" Jawab Bielsa.

"Masa? Mamah ko ngga tau, Dari kapan" Tanya Dina lagi.

Bielsa yang mendengar pun merotasikan bola matanya malas, "Masa aku harus ngadu ke mamah. Baru tadi pagi" Bielsa berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan.

Bielsa menghampiri sang ibu. "Mana kue nya? Sini aku kasihin" Ucap Bielsa.

"Inih" Sambil menyerahkan 4 kue yang dibungkus oleh styrofoam.

"Satu buat Kiran, satu kasih pak Ahmad, satu nya lagi kasih pak Rohman dan yang terakhir kasih ke pak Wahyu. Kalo kamu gatau pak Wahyu, Ares kamu kenalkan?" Bielsa menganggukkan kepalanya mengerti, "Ohhh pak Wahyu itu ayahnya Ares? " Tanya Bielsa.

"Bukan, satpam nya" Jawab asal Dina.

"Yang bener kasih ke satpam nya apa ke Ares?" Bingung Bielsa. Dina yang mendengar penuturan sang anak pun menepuk jidat, "Pak Wahyu itu ayahnya Ares, satpam nya namanya bukan Wahyu" Jelas Dina.

"Terus siapa nama pak satpam nya?" Tanya kepo Bielsa, yang dibalas asal oleh Dina, "Yahaha Wahyu".

"Apasi mamah garing" Celetuk Bielsa yang dihadiahi jitakan dari Dina.

"udah sana"

"Yaudah bayy" Ucap Bielsa sambil berjalan menuju pintu keluar.