—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.
𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶•・•✧✧•・•
MENTARI bersinar terik, menyorot pada kota Jakarta. Angin sepoi-sepoi yang berhembus, mampu menyejukkan suhu udara. Seakan alam ikut berpartisipasi dalam perayaan yang sedang berlangsung di sekolah menengah atas.Bielsa menuju lokernya untuk mengambil pakaian silat lalu menuju ruang ganti. Setelah sudah berganti pakaian, ia berjalan lagi menuju ruang latihan atau ruang yang dimana akan dipakai untuk pertandingan.
Bielsa tak mengikuti apel, karena siswa yang mengikuti pertandingan pencak silat diwajibkan untuk pemanasan dan berlatih.
Sesampainya disana, Bielsa melihat Ember yang sedang pemanasan. Ia pun menghampiri dan melakukan pemanasan, disamping gadis itu.
Serasa apel pagi sudah selesai, murid-murid berhamburan keluar dari barisan. Ada yang menuju ruang pertandingan untuk melihat pertandingan pencak silat, ada juga yang ke-kantin untuk membeli makanan dan minuman.
Ruangan tadi sudah ramai diisi oleh murid-murid. Banyak sorakan yang menyemangati kedua belah pihak, tetapi suara Kiran dan Caca lebih mendominasi.
Beberapa menit kemudian...
Kali ini Bielsa dan Ember saling melemparkan tatapan tajam. Tidak ada senyuman manis atau kata mengalah, layaknya mereka seperti saling bermusuhan. Kini keduanya memiliki sekor yang sama yaitu 1-1.
Pertandingan kembali dimulai, "1.... 2.....3!!!..."
Ember berjalan mendekat dan langsung melayangkan tinjuan ke perut Bielsa, namun dapat menghindar. Disaat itu juga Bielsa langsung menendang dada Ember.
Ember berjalan mundur dan memegang dadanya. Dengan cepat, Bielsa berjalan mendekat.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Bielsa terus memukuli dada dan perut Ember. Disaat gadis itu sudah lemas, Bielsa melayangkan kakinya ke penggung Ember membuat Ember yang tak siap pun ambruk ke gelanggang.
Pertandingan pun berhenti kala mendengar teriakan wasit. Bielsa mengulurkan tangannya untuk membantu Ember berdiri.
Seorang wasit berdiri di tengah-tengah mereka lalu menggenggam tangan keduanya. Wasit mengulurkan tangannya keatas dengan tinggi.
"PERTANDINGAN DIMENANGKAN OLEH BIELSA!!" Ujarnya yang mana membuat Bielsa tersenyum dan terdengar sorak-sorak 'kan yang mendukung Bielsa.
Pertandingan selesai, mereka berdua pergi menuju tempat masing-masing. Ember berjalan pelan menuju Aruka yang sedang melongo memandang cara Ember berjalan, dengan ponsel digenggamannya.
"Kameranya yang bener bego! Mana si Amber, gua pen liat muka bonyok nya!" Seru seorang gadis dalam layar ponsel.
Aruka pun langsung membenarkan kamera yang dimana melihatkan Ember yang sudah dihadapan gadis itu. Langsung saja ia rampas ponsel tersebut dan mengganti menjadi kamera depan. Wajah Ember langsung terlihat jelas, tak lama suara tawa terdengar dari seberang sana.
"Muka lo!! Muka lo anjir! Haha"
"Makannya latihan ama gua" Sahut seorang gadis yang berada disebelah Masya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]
Teen Fiction❗MURNI HASIL PEMIKIRAN OTAK SENDIRI. MOHON DIMAAFKAN APABILA ADA UNSUR YANG SAMA, SAYA PASTIKAN KARNA TIDAK KESENGAJAAN, TERIMAKASIH🙏. ] Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis desa dari keluarga sederhana, namun memiliki paras yang ayu. d...