—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.
𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶•・•✧✧•・•
IRNA sedang membuat teh, setelah itu ia berjalan menuju kamar sang anak.Tok tok tok...
"Bielsa ini ibu, ada yang pengen ngomong sama kamu" Ucap Irna.
Bielsa yang sedang bermain ponsel pun menoleh kearah pintu, lalu ia melepaskan mukenah yang masih ia pakai. Ia berjalan kearah pintu kamar. Sejujurnya nya ia bingung siapa yang ingin berbicara dengan nya padahal sudah malam.
Bielsa memandang ibu nya, Irna pun berucap lagi "orang nya di ruang tamu, sedang berbicara dengan bapak" Bielsa hanya mengangguk.
Bielsa ingin melangkah menuju ruang tamu, tapi lengan nya dicekal oleh sang ibu. Bielsa pun menoleh ke arah Irna. "Tunggu dulu, bantuin ibu bawa penampang" Irna berjalan menuju dapur yang diikuti oleh Bielsa.
Irna menyerahkan penampang yang berisi gelas dan gula. Lalu Irna melangkah duluan kearah ruang tamu sambil membawa teko. Dengan diikuti Bielsa dibelakang nya.
Dina yang melihat Irna datang dengan seorang remaja perempuan di belakang nya pun tersenyum haru. Irawan yang melihat ekspresi istrinya pun ikut senang, lalu dia memandang ke arah Bielsa.
Irna menaruh teko nya di meja, lalu ia duduk di samping suami nya. Diikuti Bielsa yang menaruh penampang nya di meja lalu duduk di samping sang ibu, ia tersenyum kepada dua paruh baya itu yang sedang memandang diri nya. Apakah ia akan dijodohkan? Terus anak laki-laki nya mana? .
"Bielsa kenalin dia adik dari bos bapak, nama nya pak Irawan dan istrinya nama nya bu Dina" Tutur Damar kepada Bielsa. Bielsa lagi lagi tersenyum kepada dua paruh baya itu.
"Sangat cantik, apakah benar nama kamu Bielsa?" Tanya Dina ramah.
"Benar tante" Bielsa berdiri lalu ia menyalimi tangan kedua paruh baya itu.
"Anak baik" Ucap Irawan. Bielsa yang mendengar itu pun hanya tersenyum canggung.
"Nak, tujuan tante dan om kesini adalah ingin mengadopsi kamu. Kamu bersedia?" Bielsa tersentak kaget, ia menoleh ke arah Damar dan Irna. Damar hanya memberikan senyuman sedangkan sang ibu mengangguk kecil. Orang tua nya menginzinkan nya? Wahh.
"Aku setuju kalo bapak dan ibu setuju" Final Bielsa.
"Ibu dan bapak setuju nak" Sahut Irna.
Irawan dan Dina saling pandang lalu mereka tersenyum lebar. "Baik, kalo seperti itu Bielsa akan tinggal bersama kami setelah ujian kelulusan dan ini uang untuk studytour Bielsa" Irawan menyerah kan uang sejumlah 'satu juta lima ratus ribu' kepada Damar.
"Apa tidak kebanyakan, pak Irawan?" Tanya Damar tidak enak.
"Tidak, itu untuk Bielsa selama masih disini jika kurang telpon saya saja, saya terimakasih karna kalian mengizinkan" Ucap Irawan dengan tersenyum. "Kalo begitu kami permisi" Lanjut Irawan.
Irawan dan Dina berdiri dari duduknya. Lantas Damar, Irna dan Bielsa ikut berdiri. Dina menuju kearah Bielsa ia memeluk Bielsa dengan erat, Bielsa tersentak kaget tak lama ia membalas pelukan Dina. Lalu pelukan pun terlepas, Bielsa menyalimi tangan Dina dan Irawan. "Hati-hati om, tante" Sambil tersenyum.
Irawan dan Dina lantas mengangguk. kedua paruh baya itu berjalan menuju pintu keluar, yang diikuti oleh Damar dan sang istri. "Sekali lagi terimakasih, pak Damar dan ibu Irna" Ucap Dina.
"Iya, kami juga berterimakasih sudah membantu kami" Balas Irna tersenyum ramah.
"Permisi" Ucap kedua nya, yang dibalas anggukan oleh Damar dan Irna. Mereka berdua berjalan menuju mobil yang diparkiran didepan teras rumah Damar.
Setelah mobil Irawan sudah tak terlihat barulah Damar dan sang istri masuk kedalam rumah. Bielsa tak ikut mengantar karna ia masih syok akan diadopsi. Ternyata ada juga yang ingin mengadopsi dirinya.
Bielsa yang melihat kedua orang tua nya sudah masuk pun bertanya. "Bapak sama ibu ko ngizinin?" Damar pun berucap. "Kalo kamu tinggal sama dia pasti masa depan kamu terjamin nak" Bielsa hanya menganggukan kepala nya. Pasti ia akan rindu dengan orang tua nya, Teman-teman nya dan sahabat nya.
~>>||<<~
KEESOKAN paginya, Bielsa memasuki kelas nya tidak menemukan keberadaan sahabat nya. Diantara dirinya dengan sahabatnya, dirinya lah yang berangkat paling lamban.
"Isuk isuk uwis jajan" Celetuk Bielsa yang melihat sahabat nya dari luar membawa beberapa jajanan.
"Dari pada kowe isuk isuk uwis turu" Sahut Mutia sambil menyerahkan permen gagang dihadapan bielsa. Bielsa yang paham pun menerima nya. Tak lupa ia berucap berterimakasih. (Pagi pagi udah tidur?).
Bielsa membuka bungkus permen, dan berjalan ketempat sampah untuk membuang bungkus tersebut, ia berjalan sambil berucap. "Istirahat deter aring pak Narso" Pak Narso adalah wali kelas 8c. (Deter: anter).
"Mau bayar?" Tanya Hira. Yang dibalas gelengan oleh sang empu. Sahabat nya pun mengernyit bingung. "Sih, ape apa?" Tanya Hira lagi.
"Ape njaluk restu" Julita yang mendengar penuturan Bielsa pun menggeplak pundak Bielsa. "MIMPI" Ujar serempak sahabat-sahabat nya, Bielsa yang kaget hanya mengedip-ngedipkan kedua mata nya. Memang ya jika menyangkut menistakan dirinya, sahabat nya pasti akan kompak.
"Ora bakal entok restu kowe, wong Satya bocahe alim, apik. Disanding ke karo bocah males kaya kowe" Celetuk Julita sambil menggeleng-gelengkan kepala nya miris. (Gak bakal dapet restu lu, orang Satya bocah nya alim, bagus. Disandingin ama bocah males kaya lu).
Bielsa yang mendengar pun melotot
"Pala mu males, aku aja orang nya rajin ko, sholehah" Ucap nya sambil memukul dada bangga.Plakk.
"ANJIRR kdrt terus kowe" Ucap kesakitan Bielsa kepada Julita.
Bukanya menjawab ucapan Bielsa, Julita malah berujar. "Ntar kelas sembilan tukeran tempat duduk ya, aku sama Mutia. Lah Bielsa sama Hira" Yang di angguki oleh Hira dan Mutia. Bielsa yang mendengar penuturan Julita pun menjadi memikirkan ucapan Irawan. Kasihan sekali sahabat nya ini pasti salah satu diantara nya tidak ada teman sebangku nya.
"HEH" teriak Hira didepan wajah Bielsa. Bielsa pun tersentak kaget, ia reflek menampar pipi Hira. Bukan nya merasa bersalah Bielsa justru senang, siapa suruh mengagetkan dirinya.
Hira yang ditampar pun meringis, sementara Mutia dan Julita meledakan tawanya. Bielsa yang melihat wajah sahabat-sahabat nya pun tersenyum tulus, pasti ia akan rindu dengan sahabat-sahabat nya ini.
"Kelas sembilan berapa bulan lagi?" Tanya Bielsa.
"Tiga bulan lagi" Jawab Mutia. Berarti dirinya masih ada waktu 3 bulan lagi bersama orang tua nya, Teman-teman nya dan sahabat nya.
"Eh entar anterin ke pak Narso, aku mau ba-
----------
Pukk
Pundak nya ditepuk. Kenangan yang ada dalam otak nya buyar, ah padahal dia sedang mengingat kenangan-kenangan nya saat dia ma
sih duduk di bangku SMP..・。.・゜✭・.・✫・゜・。.
Hai guys, kita ketemu lagii. Penasaran sama chapter selanjutnya nya??? cerita sesungguhnya baru akan dimulai. Sampai bertemu di chapter selanjutnya.
Jangan lupa vomen, makasih.
{26022023}
![](https://img.wattpad.com/cover/337215703-288-k131983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]
Teen Fiction❗MURNI HASIL PEMIKIRAN OTAK SENDIRI. MOHON DIMAAFKAN APABILA ADA UNSUR YANG SAMA, SAYA PASTIKAN KARNA TIDAK KESENGAJAAN, TERIMAKASIH🙏. ] Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis desa dari keluarga sederhana, namun memiliki paras yang ayu. d...