CHAP XVII.

14 2 0
                                    


—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.


𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•


    SESUDAH makan malam bersama di rumahnya, kini Bielsa sedang duduk digazebo yang berada ditaman belakang rumah. Serta buku novel yang ada di pangkuannya.

Pandangannya beralih kesamping, Bielsa tersentak saat melihat Fatiah duduk disebelahnya. Bielsa menggeser sedikit duduknya lalu ia tutup buku novel itu.

"Kamu tahu? Kenapa nenek berbicara seperti itu? Kamu tahu? Kenapa nenek memandang sinis kearahmu?" Tanya Nenek Fatiah tiba-tiba, sembari menatap Bielsa.

"Karna nenek engga suka sama aku" Jawabnya, Fatiah yang mendengarnya terkekeh.

"Kamu betul, tapi apa alasan nenek bisa engga suka sama kamu?" Tanyanya lagi.

"Karna nenek ngga dikasih tau keberadaannya cucu perempuan nenek, terus tiba-tiba papah ngadopsi aku, kan?" Ujarnya yang diangguki oleh Fatiah.

"Benar, tapi nenek tidak pernah sampai membenci kamu, karna jika diperhatikan lagi, wajah kamu mirip dengan bayi perempuan milik Irawan"

"Kamu tahu orang tua dari Dina?" Tanyanya yang dibalas gelengan oleh Bielsa.

"Orang tua dari Dina sudah meninggal dari 17 tahun yang lalu, mungkin pas kamu berumur 1 bulan. Dulu kamu dibawa pergi sama almarhum ibu Dina, namanya Puspita. Dina anak satu satunya Puspita, Puspita ingin mempunyai cucu laki-laki, tetapi Dina malah melahirkan bayi perempuannya, yaitu kamu. Sebenarnya dia menerima saja, karna dia berfikir Dina bisa melahirkan kedua kalinya. Tapi ternyata Dina tidak bisa mempunyai anak kembali. Puspita yang mendengar itu marah besar, sampai suatu malam dia membawa pergi kamu entah kemana. Karna saat itu posisinya malam dan sopir Puspita yang mengantuk, jadi terjadilah kecelakaan di-tol, dengan sopir yang meninggal di tempat dan Puspita yang tidak bisa diselamatkan. Kakek kamu, suami dari Puspita terkena serangan jantung. Dia kaget mendengar Puspita yang tidak bisa diselamatkan. Tetapi ajaibnya kamu bisa selamat, padahal kamu terpental beberapa meter. Dan Dina bilang, ada luka dipundak kamu yang tidak bisa hilang" Penjelasan panjang Fatiah.

Bielsa yang mendengar, pusing sendiri. Mengapa tidak ibu dari mamah nya, ibu dari papahnya selalu banyak tingkah. Padahal sudah pada bau tanah. Ah tidak, yang satu sudah terkubur didalam tanah.

"Bisa nenek lihat luka yang ada dipundak kamu?" Tanyanya yang diangguki oleh Bielsa. Segera Bielsa memperlihatkan luka yang berada dipundaknya, yang ternyata dari kecelakaan malam itu. Fatiah yang melihat itu terharu, ternyata benar Bielsa adalah cucu perempuannya.

"Maafkan nenek, ya nak. Nenek tidak tahu kamu cucu perempuan nenek" Ucapnya meminta maaf. Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Misalkan engga dimaafin, entar kalo udah dijemput malaikat Izrail, bisa-bisa arwahnya gentayangan.

"Boleh nenek peluk?" Yang diangguki Bielsa lagi, akhirnya mereka berdua berpelukan. "Nanti tanya orang tuamu yah, kenapa kamu bisa dibesarkan dengan anak buah Dimas. Karna nenek juga belum dikasih tau alasannya" Lanjutnya.

"Baik" Fatiah terkekeh mendengarnya.

~>>||<<~

    SEMUANYA sedang berkumpul diruang keluarga rumah Irawan, disini juga ada Jenan.

"Jelaskan Irawan" Titah Soegondo yang diangguki Irawan.

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang