CHAP XXV.

8 2 0
                                    


—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.


𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•

     HARI demi hari telah berlalu lantas minggu pun ikut berganti. Tidak terasa pada hari selasa kali ini ujian semester 1 akan dilaksanakan pada pukul 08.00 pagi.

Entah cuaca yang mendukung atau tidak, tetapi sejak pagi buta air sudah turun dari atas. Yang menyebabkan rasa malas untuk berangkat menuju sekolah.

Bielsa turun dari mobil sambil berlari kecil dengan tangan yang menutupi kepalanya.


Lapangan yang basah membuat Bielsa menginjak genangan air yang kecil. Setelah melewati lapangan, Bielsa pun menuju ke-koridor dan berhenti tepat di depan ruang OSIS.

Bielsa merapikan surainya yang basah dan merapikan seragamnya juga. Gadis itu mendongak tanpa sengaja maniknya melihat seorang pemuda jangkung, yang ia kenal berjalan menuju dirinya. Ah,  tidak lebih tepatnya menuju ruang OSIS.

"Res?" Panggil Bielsa saat Ares sudah dihadapannya. "Mau kumpulan?" Lanjut tanyanya.

"Engga, mau ngambil barang. Ada yang ketinggalan" Jelasnya yang diangguki Bielsa. "Mau bareng?" Tanya Ares.

Lantas Bielsa menggeleng, "engga ah, lama nungguin lo" Tolaknya yang diangguki Ares. "Yaudah gua duluan" Lanjut pamit gadis itu.

"Hati-hati" Yang dibalas acungan jempol dari Bielsa. Ares pun melanjutkan langkahnya memasuki ruang OSIS.

Setelah sudah mengambil barangnya, Ares pun menuju pintu keluar. Saat akan membuka pintu tersebut tiba-tiba benda pipih yang berada di sakunya berbunyi menandakan notifikasi masuk.

Tetapi Ares hanya mengabaikannya. Pemuda itu lanjut membuka pintu ruangan. Akan tetapi suara notifikasi tersebut tidak berhanti-henti, dengan jengkel Ares mengambil ponsel dan membukanya yang ternyata disebabkan dari grup alumni SMP.

Belum sempat membacanya tiba-tiba bel masuk berbunyi, Ares yang mendengar pun berdecak. Bahkan dirinya belum sempat belajar.

Ares pun mengunci pintu tersebut dan ia simpan kunci itu pada sela-sela ventilasi yang berada diatas pintu. Lalu ia berjalan cepat menuju kelasnya yang berada dilantai tiga.

Ares yang sudah sampai Kelas pun bernafas lega, karna guru lebih tepatnya pengawas belum ada dikelasnya. Karna ini sedang ujian jadi posisi duduknya sesuai nomor absen. Letak kursinya berada di deretan pertama dan baris kedua dari kanan.

Bielsa yang duduk dibelakang Ares pun mengernyit bingung, saat melihat pemuda itu yang sedang menormalkan deru nafasnya.

"Kenapa Res? Dikejar setan lo?" Tanya Bielsa.

Ares berbalik kearah Bielsa, "engga, takut telat doang" Jawabnya.

Bielsa yang mendengar pun terkekeh, "tumben ya ada anak cowok takut telat, emang cuman lu doang" Ujar Bielsa.

"Ini kan ujian, Sa"

"Iya-iya" Balas Bielsa. "Untung tadi gua duluan, coba nungguin lo pasti gua ikutan lari-lari" Lanjutnya.

"Engga lah, kan tadi—"

"Ngadep depan, Res. Gurunya udah dateng" Seru Bielsa sembari mendorong pelan bahu pemuda itu.

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang