CHAP XXXI.

16 2 0
                                    


—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.


𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•


    TAMPAK dua remaja sedang duduk di salah satu kursi kafe. Satu dengan hoodie hitam, satunya lagi memakai jaket baseball.

"Dah tau kan?" Tanyanya.

Membenarkan tudung hoodienya lantas segera ia menjawab, "yaa, bocah Sandhaya yang juara atu pertandingan pencak silat sekaligus mantannya Davin" Jawabnya lugas.

Seseorang yang memakai jaket baseball itu mengangguk puas. "Kapan?"

"Secepatnya"

~>>||<<~

Hari libur semester satu telah berlalu. Kini semua anak sekolah sudah kembali berangkat seperti semula.

Karena hari ini pertama mereka masuk di semester dua, murid-murid Sandhaya Jakarta dibubarkan lebih awal.

Davin, Rehan, Bielsa, Jenan, Kiran, Mahen dan juga Caca mereka semua kini sedang berada di mini market yang letaknya dekat dengan Sandhaya.

Niatnya malam nanti mereka akan bakar-bakaran. Karena saat malam tahun baru kemarin mereka tak bisa bakar-bakaran bersama karena Kiran yang berlibur ke bali dan Rehan, Jenan yang pergi ke desa yang dulu Bielsa tempati guna mengecek toko kue yang sedang dibangun.

Mereka semua sedang mencari bahan-bahan yang diperlukan untuk bakar-bakaran. Tujuh remaja itu berpisah rak. Davin, Rehan, dan Bielsa mencari letak kulkas frozen food. Sedangkan Jenan dan Kiran mencari bahan-bahan untuk membuat olesan dan saus. Lalu Caca dan Mahen mereka berdua mancari sisanya.

Satu remaja laki-laki dan satu remaja perempuan memasuki mini market yang sama dengan Bielsa dkk.

Kedua remaja itu menenteng tas ransel dipundaknya dan jangan lupakan seragam yang ditutupi dengan jaket kulit hitam dan baseball.

Remaja perempuan berjalan duluan dengan remaja laki-laki dibelakang. Gadis itu sibuk dengan ponselnya sampai-sampai ia tak melihat ada orang didepannya yang sedang berjalan membawa belanjaan.

Kiran lupa mengambil keranjang, akhirnya gadis itu memeluk sebagian belanjaan dengan lengannya, sebagiannya lagi dibawakan oleh Jenan. Karna terlalu asik berbicara sampai-sampai ia tak sadar ada orang yang berjalan kearahnya.

Akhirnya tabrakan antara dua gadis itu terjadi. Belanjaan yang ada di dekapan Kiran jatuh kebawah, sementara ponsel gadis didepannya melayang dan jatuh tepat di samping sepatu Jenan.

Kiran jatuh duduk kebawah sedangkan remaja perempuan itu dicekal oleh pemuda dibelakangnya. Buru-buru ia lepaskan cekalan tersebut dan berjongkok guna mengambil barang-barang yang jatuh.

Setelah sudah tidak ada lagi, kedua gadis itu berdiri. Remaja perempuan itu memberikan barang-barang yang tadi sudah ia ambil pada Kiran.

"Sorry, gua ngga liat tadi" Matanya bepindah kebelakang Kiran. Netranya bertubrukan dengan Jenan sebelum ia alihkan kembali pada gadis didepannya.

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang