CHAP XVI.

6 2 0
                                    


—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.


𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•


    SANG surya saat ini sudah bersinar terik, tetapi seorang gadis dengan kumis tipis ini, belum ingin menampilkan tanda-tanda ingin bangun.

TOK..TOK..TOK..

"Bia bangun Bia" Ucap seseorang dari luar kamar Bielsa. Tetapi dia tidak mendapatkan balasan apapun dari dalam, akhirnya orang itu mencoba membuka kenop pintu yang ternyata tak dikunci.

Orang tersebut menghela nafas panjang, saat melihat kamar Bielsa yang remang-remang karna lampu yang dimatikan dan tirai kamar yang belum dibuka, hanya ada cahaya sedikit yang masuk lewat ventilasi. Lalu ia berjalan menuju balkon dan membuka tirai balkon tersebut. Cahaya matahari langsung masuk kedalam kamar, tapi tak mampu mengusik tidur cantiknya.

Pria paruh baya itu berjalan menghampiri ranjang Bielsa lalu dia tarik selimut yang menutupi gadis itu. Karna merasa silau dan terganggu, Bielsa berganti posisi menjadi memunggungi cahaya silau tersebut.

"Bia bangun Bia" Ucapnya lagi seraya menepuk-nepuk pelan pipi Bielsa. "Bia woy! astaghfirullah anak gadis dibanguninnya susah banget"

"Bia bangun ini papah" Ucapnya yang berubah lembut, seketika Bielsa langsung membuka matanya dan melotot saat melihat yang membangunkannya ternyata sang ayah.

"Ih papah kapan pulang?" Tanyanya dengan suara khas bangun tidur. Gadis itu memeluk lengan sang ayah, Irawan terkekeh melihatnya.

"Jam tiga subuh, anak gadis kok baru bangun" Katanya.

"Tadi malem Bia begadang jadinya baru bangun" Jawab Bielsa.

"Hilih tidur jam berapa kamu? Begadang-begadang kok jam tiga udah tidur" Balas Irawan. Bielsa mendengus mendengar balasan tersebut, memangnya begadang tidak boleh jika tidur sebelum jam 3.

"Gih mandi abis itu sarapan, papah turun dulu" Titahnya yang diangguki oleh sang empu.

~>>||<<~

    SETELAH mandi dan membereskan ranjangnya, Bielsa melihat jam yang kini sudah menunjukan pukul 09.32 ia tak berangkat sekolah karna untuk hari sabtu akan libur.

Bielsa turun dari kamarnya menuju dapur yang ternyata tidak ada orang sama sekali, untuk art mungkin dia sedang berbelanja. Yang dia lihat hanya ada makanan dan satu piring yang sudah berisi nasi, karna tak melihat Dina dan Irawan Bielsa pun membuka ponselnya.

Dia mendapatkan notifikasi pesan dari mamah nya yang bertuliskan 'mamah dan papah ada di rumah Rehan, kalo kamu udah sarapan tinggal susul kesini' itulah isi pesannya, segera Bielsa menghabisi sarapannya lalu dia pergi ke rumah Rehan.

"Assalamu'alaikum" Salamnya didepan pintu.

"Waalaikumsalam" Balas serempak yang ada didalam. Bielsa menghampiri suara itu yang ternyata berada diruang keluarga. Semuanya berkumpul diruang keluarga, bahkan ada nenek dan kakek nya tapi ia tak melihat keberadaan Jenan, yang mungkin dia sedang bersama dengan Kiran. Bielsa lalu duduk dibawah yang beralaskan karpet berbulu di samping mamahnya.

"Anak gadis kok baru bangun, gimana nanti kalo udah punya suami" Celetuk seorang nenek yang ajal nya sudah dekat.

"Fatiah" Tegur Soegondo.

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang