—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—
Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶
•・•✧✧•・•
JENAN meringis, lalu ia memandang sinis kembaran nya, "Bilang aja lo iri" Sarkas Jenan
yang dibalas delikan."Sepupu lo emang gitu ya?" Tanya Mahen tiba-tiba tentang Bielsa kepada teman kembarnya.
"Gitu gimana?" Tanya balik Jenan.
"Ya gitu" Mahen menjadi bingung sendiri.
"Tau ah, gaje lo" Balas Jenan.
"Ke kelas? " Tanya Rehan yang diangguki semuanya.
"Pengen heran kenapa Davin dari tadi ngga ngomong, tapi ngga jadi heran soalnya ini Davin" Ujar Jenan tiba-tiba.
Davin menoleh kearah Jenan, "Kenapa?" Tanyanya, yang dibalas gelengan oleh sang empu.
"Davin kan gitu Nan, dia banyak ngomong ama ade nya doang" Sahut Mahen. Jenan pun mengangguk-anggukan kepala nya. Davin tak membalas perkataan Mahen, memang itu lah kenyataan nya.
~>>||<<~
WAKTU sudah menunjukan
pukul 16.00 dimana SMA Sandhaya Jakarta, sudah waktunya pulang. Bielsa berjalan sendiri di koridor menuju ruang ganti, Bielsa tidak bisa langsung pulang karna hari ini ada jadwal latihan ia pencak silat. Ia sudah berpamitan dengan Jenan, takut sewaktu-waktu Dina menanyakan dirinya yang belum pulang. Setelah itu Jenan beranjak menuju parkiran bersama dengan kekasihnya.Saat Bielsa akan melewati koridor kelas XI MIPA 3, dari kejauhan ia melihat Davin sedang berdiri didepan kelas tersebut. Yang pasti dia sedang menunggu adiknya, mungkin serta Mahen. Tapi ia tidak melihat keberadaan sepupunya— Rehan. Bielsa tak terlalu menghiraukannya, Bielsa terus berjalan tanpa menyapa Davin, ia memang sudah lama tak pernah bertegur sapa dengan kakak dari sahabatnya itu. Tidak penting pula.
Saat Bielsa melewat depan kelas MIPA 3, Mahen melihatnya. Mahen lihat Bielsa yang hanya melewati Davin tanpa menyapa, wahh seperti tidak kenal. Dirinya juga melihat Davin yang memandang kearah Bielsa, dengan Bielsa memandang lurus tanpa menoleh ke-kanan dan ke-kiri.
Mahen keluar dari kelasnya lalu ia menepuk pundak Davin, "Hai brader" Bukanya menjawab, Davin malah bertanya balik, "Caca mana?"
"Tuh, ade lo" Mahen menunjuk Caca yang keluar dari dalam kelas. Pemuda itu pun menoleh kearah yang ditunjuk Mahen, "Ayo" Ajak Davin pada adiknya. Mahen pun ikut berjalan dibelakang mereka, dirinya seperti bodyguard ckckck.
"Oh iya, Rehan mana Vin?" Tanya Mahen yang tak melihat keberadaan Rehan. Ia tak menanyai keberadaan Jenan karna sudah pasti pemuda manis itu pulang dahulu bersama Kiran.
"Parkiran" Jawab Davin.
Akhirnya mereka bertiga sudah sampai diparkiran sekolah. Mahen menghampiri Rehan yang sedang duduk di jok motornya sambil menghisap rokok elektrik, sedangkan Davin mengantar Caca sampai gerbang depan karna Caca akan pulang bersama sopir nya, Davin tak pernah berangkat ataupun pulang bersama adiknya karna Caca yang selalu diantar jemput dengan sopir rumah. Dan hari ini juga Davin dan Mahen akan mampir kerumah si kembar.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]
Fiksi Remaja❗MURNI HASIL PEMIKIRAN OTAK SENDIRI. MOHON DIMAAFKAN APABILA ADA UNSUR YANG SAMA, SAYA PASTIKAN KARNA TIDAK KESENGAJAAN, TERIMAKASIH🙏. ] Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis desa dari keluarga sederhana, namun memiliki paras yang ayu. d...