CHAP XXXIII.

15 2 0
                                    


-✧-𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆-✧-

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.


𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•


       BIELSA menatap kedua sahabatnya yang sedang sibuk dengan makanannya masing-masing.

Merasa ditatap, Kiran menatap Bielsa balik. "Apaan?" Tanyanya seraya menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Gua mau jujur." Caca segera mendongak menatap Bielsa. "Apaan tuh?"

"Kakak elu mantan gua"

Uhuk! Uhuk!

"Gila lo! Kasih aba-aba dulu kali, gua jadi keselek bangke" Gerutu Kiran. "Tapi serius, Sa?"

Caca langsung menatap serius Bielsa. "Beneran? Kapan? Padahal gua ngga pernah liat lo bedua ngobrol"

"Iya, kelas sembilan. Putus kenaikan kelas sepuluh mungkin"

"Kok kakak gua kaga pernah cerita ini sih. Biel juga kenapa baru jujurnya sekarang?"

"Gak terlalu penting juga sih ngapain ceritain"

Kening Kiran mengerut bingung. "Tapi, Sa. Kok lu diem-dieman ama dia? Jan bilang lo bedua putus itu secara gak baik-baik?... Kayak diselingkuhin mungkin??.. "

Caca menabok lengan Kiran keras, "kakak gua ngga kek gitu ya!"

"Ya kan sapa tau, Ca"

Bielsa menggelengkan kepalanya, "ngga kok. Davin ngga selingkuh"

"Lah terus? Ngapa lu bedua diem-dieman?" Tanya Kiran lagi.

"Siapa yang diem-dieman cok?! Kadang gua ngobrol ama dia"

Kiran hanya mengangguk-angguk saja walau tak percaya. Orang jelas-jelas mereka tak pernah berbicara kok, ia saja tak pernah melihatnya.

Nyatanya Bielsa berbohong. Mereka putus secara tidak baik-baik. Permintaan maaf Davin dikantin kala itu adalah untuk memperbaiki hubungannya dengan Bielsa, setidaknya memperbaiki hubungan pertemanannya.

Tapi Bielsa akan coba untuk berdamai dengan masa lalu. Ya dia harus mencobanya.

~>>||<<~

Malam yang sejuk dengan langit bertabur bintang dan bulan sabit yang terang.

Mahen mencolek bahu Davin. Melihat alis Davin yang terangkat sebelah tanda bertanya, segera ia tunjuk kearah seberang sana. Secara naluriah pandangan Davin mengikuti arah tunjuk Mahen.

Diseberang mereka berempat duduk adalah warung sate. Tapi bukan itu maksud Mahen. Diwarung tersebut ada sepupu Davin yaitu Mikko yang sedang merebutkan satu piring berisi sate dengan remaja perempuan.

Jenan yang ikut menoleh pun menggeleng-geleng kepala. "Gila sepupu nya Davin, cuman makanan aja direbutin, ama cewe lagi"

"Emang gila dia. Dirumah rebutan ama Caca diluar rebutan juga ama temennya"

Beberapa pasang mata menatap dua remaja berbeda gender itu. Kimberly yang sadar pun segera menarik Masya untuk duduk. Masya yang ingin protes pun tak jadi saat melihat Kimberly melototi nya.

Mikko tersenyum senang. Tetapi kesenangan itu tak berlangsung lama saat piring sate satu-satunya diambil oleh tangan putih bersih. Mikko tahu itu tangan siapa. Ingin protes takut disemprot, jadi ia hanya bisa diam dengan muka cemberut.

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang