CHAP XXVI.

5 2 0
                                    


-✧-𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆-✧-

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.


𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•

      HARI pertama ujian akhir semester berjalan dengan lancar. Meski tak mudah, para siswa masih berusaha keras menyelesaikan soal yang diberikan.

Bielsa, Kiran dan Caca berjalan di koridor lantai tiga menuju lantai satu. Dilantai satu mereka duduk di kursi yang disediakan, dengan Bielsa dan Caca yang sedang menunggu jemputan. Dan Kiran yang sedang menunggu sang kekasih yang sedang rapat bersama OSIS, membahas turnamen basket.

"Gua duluan ya, sorry gua ngga nungguin" Pamit Caca.

"Kalem aja Ca, gih" Ujar Kiran sambil tersenyum yang disetujui Bielsa.

Caca pun beranjak dari duduknya, lalu ia melambaikan tangannya ke arah Kiran dan Bielsa, "Bay gess"

"Bay, ati-ati" Seru Bielsa.

"Lama banget ya, Sa" Celetuk Kiran tiba-tiba.

Lantas gadis itu menoleh ke arah Kiran, "Apanya?"

"Ujiannya"

Bielsa yang mendengar pun menempeleng kepala Kiran, "yeee si anjing, ini baru pertama. Yah masih lama lah"

"Gua pengen cepet-cepet liat turnamen. Siapa tau aja ada yang ganteng" Cengir Kiran.

"Gua aduin ke Jenan baru tau rasa lo" Sarkas nya.

"Engga anjir! gua bencada doang" Seru Kiran.

"Becanda, bego"

"Nah itu, maksud gua" Bielsa hanya merotasikan bola matanya malas. Tak lama dari itu, terdengar suara yang Bielsa kenali-

"Neng Bielsa!"

Bielsa lantas mendongak, "eh, mang Mamat" Gadis itu berdiri dari duduknya yang disusul Kiran.

"Tadi mamang telponin, tapi engga diangkat-angkat. Jadinya mamang samperin" Ujar mang Mamat yang diketahui supir keluarga Bielsa.

Bielsa yang mendengar pun tersenyum tidak enak, "aduh maaf mang. Hape nya, Bielsa silent jadi ngga denger"

Mang Mamat pun dengan cepat mengangguk, "kalem aja atuh neng, ini mau pulang sekarang apa mau nungguin mba Kiran?" Ujar mang Mamat yang diakhiri dengan pertanyaan.

"Engga papa, duluan aja Sa. Palingan Jenan dikit lagi" Sela Kiran.

"Itu den Jenan" Tunjuk mang Mamat pada Jenan yang sedang berjalan beriringan bersama teman-temannya.

Tak lama dari itu suara Jenan terdengar, "eh? Ada mang Mamat"

"Iya den, jemput neng Bielsa" Jawabnya.

Bielsa yang melihat Jenan dan teman-temannya sudah bersama Kiran, pun mengajak mang Mamat untuk pulang, "Yaudah, ayu mang. Gua duluan Ran" Pamitnya pada Kiran.

Sang empu pun mengangguk, "ati-ati, Sa" Yang dibalas acungan jempol.

"Tuh kebiasaan banget, dia pamitnya ama si Kiran doang" Cibir Mahen.

"Masalah buat lo?" Ngegas Kiran.

Mahen yang mendengar pun mendengus kesal. "Lagi ga mood kali bocah nya" Balas Jenan.

"Mungkin"

Davin mengedarkan pandangannya mencari seseorang, "ade gua udah pulang?" Tanya Davin memandang Kiran.

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang