CHAP XXXIV.

14 2 0
                                    


-✧-𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆-✧-

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.


𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•


        TIDAK ada hujan tidak ada angin, Tiba-tiba saja Davin dan Bielsa berangkat bersama pagi ini.

Apakah Bielsa sudah berdamai dengan masa lalunya?

Rehan menatap datar pemandangan dua sejoli itu. Bohong jika ia tidak cemburu, nyatanya ia selalu cemburu jika Bielsa dekat dengan laki-laki lain selain dia.

Rehan sudah menaruh perasaan pada Bielsa sejak gadis itu dibawa oleh Irawan kesini. Walau Bielsa dikenalkan sebagai sepupunya, ia tetap akan mengungkapkan perasaan ini. Sampai hingga saat dimana terbongkarnya bahwa Bielsa sepupu kandungnya, pupus sudah harapannya yang akan menjalin hubungan asmara dengan Bielsa.

Ya biarkan kali ini ia merasakan sakit hati. Bukankah cinta yang tulus adalah merelakan orang yang kita cinta untuk bahagia bersama pilihannya? Walau sulit, Rehan akan menerimanya.

"Weh apenih? Lo balikan ama dia, Sa?" Tanya Mahen.

"Ngga njir!" Bantahnya.

"Alah yang bener!!" Timpal Kiran.

"Bentar-bentar kok lo tau gua ama Davin pernah pacaran?" Tanya Bielsa pada Mahen.

"Gua dikasih tau Kiran ama Caca. Bukan gua doang sih, Jenan ama Rehan juga"

Bielsa menatap tajam pada kedua sahabatnya. Caca bersembunyi dibelakang tubuh Kiran, sementara Kiran hanya bisa menyengir kuda.

~>>||<<~

Beberapa bulan sudah berlalu, tak terasa ujian semester dua akan selesai. Selama itu pula Bielsa merasa sering diintai oleh seseorang.

Tapi ia tak berani berbicara dengan siapapun. Walau Bielsa bisa membela diri tapi jika ia diserang tanpa persiapan bahkan dikepung ia akan tetap kalah.

Bielsa tak tahu tujuan orang itu apa. Tapi yang pasti Bielsa merasa orang itu jahat.

Bielsa sangat yakin jika ia tak mempunyai musuh. Lantas seseorang itu siapa?

Pundaknya ditepuk, "gimana ujiannya?" Davin menarik bangku disebelah Bielsa lalu mendudukinya.

"Susah" Jawab seadanya.

"Ngga ke kantin?"

Bielsa menggeleng, ia lebih suka membaca materi dari pada ke kantin apalagi hari ini ujian terakhir. "Ngga, lu sendiri ngapain kesini bukannya malah ke kantin?"

"Nemenin lo. Dikantin rame, males."

"Gua mau belajar, jan salahin gua kalo cuman diemin lo" Bielsa membuka buku LKS.

Davin hanya tersenyum sebagai tanggapan.

Di jam yang sama namun berbeda tempat ada dua sejoli yang sedang berhadapan ditaman belakang sekolah.

"Kenapa ay? Kok tiba-tiba narik?" Bingung Jenan.

Kiran menautkan jarinya bingung ingin memulai dari mana. Gadis itu menghela nafas panjang, "hubungan kita sampai sini aja ya?"

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang