CHAP XXX.

14 2 0
                                    

 
—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.

𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•


     HARI ini hari kedua acara tersebut. Dimana hari ini untuk pembagian hadiah, sekolah SANDHAYA sangat ramai kali ini. SMA yang mewakili Jawa Barat sudah tiba, wali kota dari 3 kota tersebut pun sudah duduk manis di singgasananya, bahkan ada beberapa murid PELITA yang menonton.

Pertama-tama dibuka oleh kepala sekolah, lalu satu-persatu wali kota tersebut naik ke podium.

Setelah sudah, pembagian hadiah baru dibagikan. Dimulai dari pertandingan pencak silat, lalu setelahnya turnamen basket yang langsung diberikan oleh sang wali kota.

Bielsa menautkan jemarinya gugup saat suara pak kepala sekolah terdengar.

"JUARA PENCAK SILAT TAHUN 2023 SEMESTER PERTAMA, DIMENANGKAN OLEH PRATAMA GABRIEL DARI 11 IPS 4 DAN BIANACALA BIELSA AYUNDA DARI 11 MIPA 2, BERI TEPUK TANGANNYA!!!"

PROK PROK!!

"Demi apa?!! Projen juara pencak silat??!!!" Pekik Mutia, "Padahal dia sendiri bilang males ngikut ekskul begituan" Sambungnya. Disamping mereka ada Kiran dan Caca.

"Iya ya, padahal dia dulu sering ngeluh badannya pada sakit. Eh sekarang malah ngikut ekskul silat" Ucap Hira setuju.

"Tapi pas dia masuk sini, yang pertama kali dia tanya itu ekskul silat. Ya karna emang ada, Bielsa langsung masuk eskul itu" Sahut Caca.

"Iyakah? Aneh emang bocah nya" Celetuk Julita.

Bielsa dan Tama menaiki podium dari arah berlawanan, lalu mereka berdiri berdampingan sampai pak kepala sekolah memberikan hadiah. Sebelum itu mereka bertiga dan pelatih pencak silat berfoto diatas podium. Setelahnya mereka bertiga pun turun.

Bielsa berlari kecil kearah temannya sambil membawa hadiah di genggamannya dan langsung duduk di tengah-tengah Julita dan Kiran yang memang sengaja dikosongkan.

Mereka yang ada disana memberikan selamat pada Bielsa yang gadis itu jawab dengan berterima kasih.

Netra mereka beralih ke arah podium yang dimana ketiga juara turnamen basket sedang berdiri diatas podium tersebut. Ketiga wali kota itu juga menaiki podium dan memberikan hadiahnya, setelah sudah mereka berfoto beserta guru-guru yang menjadi pendamping.

Mereka pun turun, suara pak Atlan selaku pelatih Basket terdengar. Rehan dkk berjalan menuju Bielsa dkk yang diikuti oleh Yuda, Riyan dan Ali. Mereka duduk dibelakang Bielsa dkk.

"Selamat mas bro" Ucap Bielsa tertuju untuk semuanya.

Mereka pun mengangguk sambil berterima kasih. "Selamat juga, Sa!!" Ucap Mahen mewakili.

"Jadikan mainnya? Langsung aja ya abis dari sini" Ucap Julita yang diangguki Bielsa.

"Apanih? Kok gua ngga diajak?" Tanya Kiran.

"Gua lupa ngabarin, hehe. Yaudah nanti pada ikut aja ke rumah" Balas Bielsa.

"Emang mau ngapain, Sa? Mau makan-makan?" Tanya Mahen berbinar.

Jenan yang di samping pemuda itu lantas menabok lengan Mahen, "makanan mulu dipikiran lo!!"

"Iya kayaknya" Jawab Bielsa.

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang