CHAP XXVII.

6 2 0
                                    


—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—

Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.


𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

•・•✧✧•・•


     HARI-HARI sudah berlalu. Tak terasa hari ini adalah hari terakhir ujian.

Dengan disambut oleh embun halus menyapa matahari, begitu juga dengan Bielsa sang gadis manis yang memiliki kumis tipis, tengah memanaskan kuda besinya.

Dirasa sudah cukup, Bielsa pun berteriak pamit, "MAHH BIELSA BERANGKAT! ASSALAMU'ALAIKUM" Setelah mendapatkan jawaban dari dalam, gadis itu pun menjalankan kuda besinya meninggalkan pekarangan rumah.

Dipertengahan jalan, Bielsa melihat Caca dan sang supir yang sedang berhenti di trotoar jalan. Melihat itu, Bielsa pun langsung menghampirinya.

Mendengar suara deruman mesin motor yang mendekat, Caca yang sedang mengotak-atik ponselnya pun mendongak.

Setelah menurunkan cagak motor. Gadis itu membuka helm full face miliknya. "Kenapa Ca?" Tanya Bielsa sembari turun dari motor, melihat itu Caca pun tersenyum senang.

"Ban depan nginjek paku" Jawabnya. "Gua nebeng lo. Kalo nungguin ban nya ganti kelamaan, keburu telat" Lanjut pinta Caca.

"Yaudah, ayo. Mendingan lo pamitan dulu ama sopir lo" Saran Bielsa.

"Pak! Caca berangkat sama temen aja. Kalo nungguin takut telat" Pamit Caca yang diangguki cepat oleh sang supir.

"Iya non, maaf ya engga bisa nganterin sampe sekolah" Balas sang supir.

"Ngga papa pak, duluan ya" Sang supir pun hanya mengangguk. Setelah berkata itu Caca pun menghampiri Bielsa yang sudah duduk diatas jok motor.

Bielsa pun melanjutkan menjalankan mesin motornya menuju sekolah. Saat di depan supir keluarga Caca, Bielsa pamit dengan cara menganggukkan kepalanya. Sang supir yang faham pun ikut mengangguk sambil berseru, "Hati-hati non!"

Beberapa menit kemudian....

Mereka berdua sudah sampai dipekarangan sekolah. Caca melihat sekelilingnya sambil menunggu Bielsa yang sedang memarkirkan motor.

"Ca?"

Dirasa ada yang menyebut namanya, Caca pun menoleh. "Ehh kak Davin"

"Bonceng siapa?" Tanya Davin.

"Bonceng Bielsa" Jawabnya sambil menunjuk Bielsa.

Pemuda itu mengikuti arah tunjuk adiknya, lalu dia pun menganggukkan kepalanya. "Mau bareng kak?" Tanya Caca yang dibalas dengan gelengan.

Saat melihat Bielsa sudah berjalan menuju Caca, Davin pun pamit kepada adiknya, "gua duluan" Yang dibalas dengan anggukan dari gadis itu.

"Ngga bareng lo?" Tanya Bielsa pada Caca.

Gadis itu menggeleng, "dia ngga mau bareng, palingan dia mau mampir ke kantin dulu" Balasnya. Bielsa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

"Ga kerasa anjir! Besok gua tanding" Pekik tiba-tiba Bielsa. Caca yang berada di samping gadis itu pun kaget, saat mendengar pekikan tersebut.

Melihat Caca yang kaget, Bielsa hanya menyengir tanpa dosa. "Gimana? Lu udah yakin bisa ngalahin si amber?" Tanya Caca.

"Yakin gak yakin sih sebenernya" Jawab Bielsa sambil menggaruk alisnya.

𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang