—✧—𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆—✧—Mohon bijak dalam membaca.
Cerita ini hanya berdasarkan imajinasi penulis.
𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶•・•✧✧•・•
AKHIRNYA waktu yang ditunggu tunggu telah tiba, dimana saat ini sedang istirahat pertama. Bielsa buru buru keluar kelas dengan diikuti Hira, lalu ia berlari kecil ke kantin, ia akan mencari tempat duduk terlebih dahulu.
Julita dan Mutia yang melihat itu pun mengernyit bingung, mereka saling pandang, lalu menggeleng kan kepalanya. Kenapa mereka berdua buru buru?. Mereka berdua pun ikut ikut berlari.
Mutia dan Julita beredar mencari dimana Hira dan Bielsa duduk. Hira yang melihat mereka berdua pun melambaikan tangan nya, yang dilihat oleh Mutia dan Julita.
"Lah aku sama Julita ga di pesenin?" Tanya Mutia kepada Hira. Yang dibalas gelengan oleh sang empu, Mutia yang mendapat kan jawaban seperti itu pun, memutar bola mata nya malas. Selalu seperi itu.
"Napa kae batir'e kowe?" Julita menyenggol pundak Hira, sambil menunjuk Bielsa yang sedang menelungkup kan kepala nya di meja. (Kenapa itu teman kamu?).
Bielsa yang mengerti dirinya yang dimaksud pun menjawab "tangan akoh capek kak, nulis banyak buanget ampe jari jari akoh keriting" Ucap lebay Bielsa yang masih menelungkup kan kepala nya.
"Lebay ente" Balas Mutia.
"Sialan"
"Ape nitip ora? Aku mau pesen makan" Tanya Julita kepada Bielsa dan Mutia. Yang mendapat respon berberda beda. (Mau nitip gak?).
Bielsa menjawab dengan gelengan, sedangkan Mutia mengiyakan. "Iya, podo ke bae". (Podo ke: sama in).
~>>||<<~
JAM sudah menunjukan pukul 19.51, di desa yang Bielsa tempati jika sudah ba'da magrib akan sepi dan sunyi, ditambah suara jangkrik. Menambah kesan yang seram. Berbeda dengan di kota yang pasti masih ramai.
Irna yang tidak melihat sang anak dari habis magrib pun bingung, ia berjalan menuju kamar sang anak. Dibuka nya pintu kamar lalu ia melangkah masuk.
Ternyata anak nya sedang bermain ponsel. Irna yang melihat itu pun memutar bola mata nya, pantas tidak ada suara nya.
Bielsa belum menyadari jika pintu kamar nya terbuka, sampai ia sadar sadar saat ibu nya berdiri di samping nya.
Bielsa yang melihat sang ibu berdiri disampingnya nya pun bertanya "ibu ngapain? " Bielsa menaruh ponsel nya di kasur.
Irna memandang sinis sang anak "kenapa emang nya? Ga boleh? Kirain kemana dari tadi ga ada suara, biasa nya juga teriak teriak. Ternyata lagi main hape".
Bielsa tak menanggapi ucapan sang ibu ia malah bertanya balik. "Bapak kemana bu?" Pasalnya Bielsa tak melihat batang hidung sang ayah sedari tadi.
"Kamu nanyaek?"
Bielsa yang mendengar ibu nya berucap begitu pun melotot, buseh ternyata emak guwe gawol. "Astaghfirullah, sing bener bu".
" Iya iya, bapak kamu tahlilan malam kamis di mushola. Siapa tau kamu mau nyusul jangan lupa comotin ibu jajan"
Ibu nya ini memang tidak pernah benar jika berbicara, Bielsa hanya bisa tersenyum miris. Bielsa pun berjalan keluar kamar, ia lupa belum makan.
"Udah sholat kamu" Tanya Irna. Yang melihat anak nya ingin keluar kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐢𝐚𝐧𝐚𝐜𝐚𝐥𝐚 [𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐬𝐚]
Novela Juvenil❗MURNI HASIL PEMIKIRAN OTAK SENDIRI. MOHON DIMAAFKAN APABILA ADA UNSUR YANG SAMA, SAYA PASTIKAN KARNA TIDAK KESENGAJAAN, TERIMAKASIH🙏. ] Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis desa dari keluarga sederhana, namun memiliki paras yang ayu. d...