Lembayung Senja - 4. Heart Language

4.5K 363 0
                                    

Apa yang terjadi jika sebuah hunian ditinggalkan untuk waktu yang begitu lama? Dingin, menyeramkan, atau sunyi? Semua itu langsung dapat dirasakan oleh Dea tepat setelah kakinya menginjak di lantai rumah yang sudah dirinya dan keluarga tinggalkan selama kurang lebih enam tahun lamanya.
Kedua matanya terus berpencar seolah tengah mengabsen setiap deretan furnitur dan Dea sadari bahwa tidak ada yang berubah satupun dari rumahnya, bahkan foto keluarganya saat masih lengkap pun masib tertempel meski tampak berdebu. Maklum saja, rumah itu hanya dibersihkan sebulan sekali dan Dea harus bersyukur karena setidaknya rumah ini tidak sampai berlumut.

Kaki wanita itu terus melangkah, membawanya menghampiri sebuah vas foto yang tergeletak diatas sebuah pajangan dan mengambilnya. Senyuman manis mengembang saat dimana matanya menangkap sebuah potret manis dirinya bersama kedua orang tuanya saat masih kecil, membuat hatinya begitu hangat ketika disapa oleh kerinduan yang mendalam.

"Dea, langsung ke kamar, ya? Disini banyak debu tapi kamar kamu udah dibersihin, kok. Biar Papa yang beresin ini." Dia menatap sang ayah yang baru saja masuk bersama seorang pria tua, memboyong dua buah koper milik mereka dimana masih ada dua lagi di bagasi mobil. Hm, sepertinya pekerjaan papanya akan banyak kali ini.

"Dea boleh bawa ini, 'kan?" Sang Papa menatap foto yang baru saja dirinya tunjukan, lantas tersenyum lebar dan mengangguk setuju membuat Dea merasa senang sebelum akhirnya berjalan menuju tangga, arah yang akan membawanya menuju tempat paling nyaman didunia.

Kamarnya. Dea menghabiskan waktu kurang dari dirinya lahir hingga berusia 19 tahun untuk ada disana. Bercanda, bahagia, menangis sampai marah, semuanya disaksikan oleh dinding kamar yang menjadi satu-satunya teman yang tidak pernah menghakimi emosi Dea.
Tempat tersebut adalah opsi kedua sebagai tempat berharga setelah taman rumah ini. Karena didua tempat tersebut, Dea sama-sama bisa merasakan ketenangan.

Dinding yang kembali di-cat ulang dengan warna serupa -karena merah muda adalah warna kesukaan Dea, terlihat begitu cantik di mata Dea saat memasuki kamar tersebut.
Lemari, meja belajar, sampai laci tempat Dea biasa menyimpan segalanya -masih ada di tempat yang sama. Tidak berpindah kemanapun. Papa benar-benar menyuruh penjaga rumah, menjaganya dengan sangat baik.

Dea mendudukan bokongnya diatas kursi yang menghadap langsung pada sebuah meja belajar, diletakannya foto yang ia bawa dari lantai bawah ke atas meja hingga terlihat begitu kontras. Nantinya cahaya matahari akan masuk dan ikut menghangatkan benda tersebut karena Dea ingin, kedua orang tuanya selalu merasakan bagaimana mentari masih bisa menyinari mereka meskipun keluarga mereka tak lagi lengkap.

"Mama, Dea pulang. Dea kembali setelah ninggalin Mama begitu lama. Sekarang Mama gak akan sendirian dan Dea akan menjalani hidup dengan sangat bahagia, bersama Papa. Mama gak usah cemas, Papa keliatan happy akhir-akhir karena katanya dia bisa balik kerja lagi dikantornya yang lama. Kita juga jadi bisa nengokin Mama," tutur perempuan tersebut diakhiri kekehan kecilnya.

Perlahan dia bangkit, mendekati sebuah jendela dan menyingkap gorden berwarna putih sehingga Dea dapat melihat pemandangan belakang rumahnya. Senyumannya kian melebar tatkala dia mendapati sebuah gundukan yang terlihat indah dengan keramik cokelat sebagai pelindungnya kini. Terlihat sengaja pula diberi tempat teduhan sehingga tak dapat terkena oleh tetesan hujan.

"Dea seneng karena Mama juga gak kehujanan sekarang. Lihat, 'kan? Papa itu cinta banget sama Mama." Ya, dan Dea begitu percaya bahwa kekuatan cinta karena menjadikan seseorang rela memberikan semua yang terbaik bagi orang yang mereka cintai. Selain itu, karena cinta juga Dea bisa terlahir ke dunia ini.

Kedua bola mata Dea menatap langit yang masih mengguyurkan tiap tetes airnya, membasahi apapun yang ada disekitarnya membuat mereka nampak tak berdaya dan hanya pasrah oleh dinginnya hujan. Dea menghembuskan napasnya pelan.
Sekarang dia telah kembali, ke tempat seharusnya dirinya berada dan Dea akan melanjutkan hidupnya sebagai manusia terbaik di muka bumi.

Lembayung Senja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang