Lembayung Senja - 1. Hal Terindah

15.2K 643 6
                                    

Sebuah senyuman manis terpancar di wajah berkulit kuning langsat ketika matanya memandangi lima anak-anak yang terlihat begitu bersemangat menggerakan tubuh mereka, mengikuti petunjuk yang diarahkan oleh sang guru. Tidak ada keluhan dan justru tawa riang yang menghiasi anak-anak berusia lima sampai tujuh tahun tersebut, membuat mereka terlihat menggemaskan di hadapan guru mereka.

"Sekarang lakukan gerakan dasarnya dulu, ya? Sudah pada hafalin yang Kakak ajarin, 'kan?" Suara wanita itu mendayun lembut kepada anak didiknya yang sontak di balas dengan tak kalah antusiasnya oleh mereka berlima.

"Sudah, dong!"

"Kak Je, aku juga udah jago! Udah bisa muter-muter tanpa jatoh," aku salah seorang gadis berambut cepol dua dengan penuh bangga -seolah ia sedang menyombongkan diri pada teman-temannya.

"Wah, Cherry hebat sekali!"

"Kak Je, aku juga udah bisa jalan lama. Bisa sambil lari tapi harus diawasin sama Papa," balas seorang bocah lelaki tak mau kalah diakhiri delikan matanya pada Cherry.

Wanita yang mereka panggil Kak Je itu hanya tertawa pelan melihat perdebatan yang sering sekali dia lihat dan hadapi selama mengajar sebagai seorang guru seluncur es setahun belakangan ini. Meskipun ia hanya memiliki lima murid, namun Je sudah sangat senang karena antusiasme para anak-anaklah yang menjadi alasan mengapa Je mau mengajar. Menyalurkan ilmu yang dirinya dapati sejak usia 9 tahun menjadi seorang figur skater, membuat Je merasa kehidupannya baru bisa dianggap berguna.

"Okay, guys ... karena katanya udah pada jago, sekarang Kak Je minta kalian jalan keliling lapangan es ini. Gak usah lari, santai, dan fokus. Bisa?" Lima anak itu mengangguk dan mulai berbaris sejajar, salah seorang anak paling tinggi meluncur terlebih dahulu dan terlihat lebih lihai serta memiliki keseimbangan yang baik, disusul oleh teman-temannya hingga anak-anak itu terlihat menjauh dari pandangan Je.

"Semangaatt!" Teriaknya sembari bertepuk tangan, berusaha untuk memberikan energi positif meskipun sesekali ada yang hampir terjatuh atau terpeleset.

Semenjak pertama kali ia memenangkan medali emas dalam sebuah pertandingan, Je menganggap bahwa dirinya telah puas hingga merasa bahwa kerja kerasnya selama ini telah terbayarkan, dua kali, tiga kali, dan seterusnya mendapatkan penghargaan dalam berbagai perlombaan hingga pada akhirnya Je menyadari bahwa itu semua bukanlah hal terbesar yang ingin ia capai.

Setiap ditanya, apa keinginan Je? Sejak dulu Je selalu menjawab bahwa dia ingin tampil di perlombaan besar dan mendapatkan emas. Lalu setelah mendapatkannya apalagi yang ingin Je dapatkan?

Je tumbuh bersama dengan olahraga seluncur es hampir setengah hidupnya, diusia yang masih belia Je diajarkan oleh ayahnya dan mendapat dukungan penuh sampai akhirnya dia rajin berlatih hingga masuk ke dalam komunitas atlet figur skate. Je senang karena mendapat banyak pengalaman dan juga hal berharga dalam hidupnya, hingga akhirnya Je memutuskan untuk membuka sebuah sanggar kecil dimana dia akan mengajarkan anak-anak menjadi atlet seperti dirinya dan menciptakan Je baru dengan karakter yang berbeda. Hingga akhirnya Je tahu apa yang benar-benar dirinya inginkan, yakni menebarkan semangat serta cinta untuk banyak orang.

Suara pekikan disusul jerit tangis berhasil membuyarkan lamunan Je hingga akhirnya memokuskan seluruh perhatiannya ke depan, dimana terlihat si kecil Dian sudah tersungkur membuat Je refleks berlari menghampiri anak tersebut.

"Dian, are you okay?" Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya sembari sesegukan, Je berjongkok di samping Dian lalu membantu gadis kecil tersebut untuk bangkit dan memeriksa seluruh tubuh Dian sebelum akhirnya menghela napas lega karena tak mendapati luka satupun disana. "It's okay, kamu gak terluka." Diusapnya air mata yang membasahi kedua pipi gadis itu dengan lembut.

Lembayung Senja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang