Lembayung Senja - Epilog

12K 364 7
                                    

Warn! Lebih banyak narasi dibanding dialog, jadi mungkin akan sedikit membosankan.

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Aroma saus tomat yang dicampur dengan bawang putih menguar hingga tercium ke setiap sudut ruangan dan berhasil mengusik seseorang diruang tengah rumahnya. Pria berambut gondrong itu nampak mengendus-ngendus bau sedap yang tiba-tiba menarik perhatiannya dari layar laptop diatas pangkuan. Tak bisa hanya berdiam ditempatnya saja sedangkan perutnya mulai berbunyi setelah mencium aroma makan, pada akhirnya ia bangkit dan meninggalkan setumpuk pekerjaan yang dibawa ke rumah.

"Gama, pastanya udah siap!" Mendengar namanya dipanggil, si pria yang sudah sampai didekat pintu dapur seketika melongok dan tersenyum lebar saat menemukan sumber dari bau sedap itu.

Sembari mengendap-endap, kakinya berjinjit --berusaha untuk tak mengacau perhatian wanita disana dari makanannya, namun nampaknya si wanita mulai terlihat kesal pada suaminya yang tak kunjung datang padahal sebelumnya merengek meminta makanan seperti bayi.

"Ga--astaga!" Rasanya jantungnya hampir mencelos, mendapati sosok tinggi besar yang tiba-tiba muncul dibelakang dan membuat lututnya melemas saking kagetnya.

Lantas dipukulnya bahu Gama disertai dengan ekspresi dongkol. "Bisa gak, sih, gak usah ngagetin? Kamu mau aku serangan jantung?!" Omelnya, membuat Gama cengengesan dan lalu memeluknya.

"Abisnya serius banget, sampe gak sadar kalo suaminya ada disini," celetuknya diakhiri kecupan yang ia daratkan dipipi sang istri.

Wanita itu hanya mendengus dan kembali menghadap pada makanan dihadapannya. Rutinitas setiap hari seorang Jeanna Senjara setelah dirinya berstatus sebagai seorang istri adalah seperti ini. Mengurus suami, mengurus rumah, dan mengurus kebutuhan-kebutuhan mereka. Awalnya Jean terkena culture shock pernikahan karena ternyata perubahan yang terjadi cukup besar, namun lama kelamaan perasaan itu mulai terbiasa sampai akhirnya Jean menyukai kondisi ini.

Memang dalam sebuah pernikahan, kita tidak bisa terus berharap selalu bahagia karena kenyataannya jelas tidak semulus itu. Kuncinya adalah, mereka harus kompak dalam membangun dan menciptakan sesuatu untuk membuat hubungan mereka tidak cepat bosan. Bukan dengan mencari hiburan apalagi orang baru, dan mereka belajar banyak untuk menjadi manusia dewasa yang mengatasi segala masalah dengan kepala dingin. Tidak seperti dulu yang apa-apa jalannya adalah kabur, bertengkar sedikit Jean kabur ke rumahnya, diomeli sedikit Gama akan kabur ke apartementnya. Ya, ditahun kelima pernikahan mereka sudah mampu menangani semuanya dengan baik.

Jean menyadari begitu banyak perubahan yang terjadi entah pada dirinya ataupun suaminya, tetapi yang paling membuat Jean merasa berkesan adalah progres terhadap suaminya.
Gama adalah definisi dari suami idaman --meskipun dulunya bukan pacar idaman. Dia suami yang sabar dan juga pengertian, dia mampu menangani kemarahan istrinya dengan baik serta selalu memikirkan setiap keputusan dengan sangat matang. Gama selalu mengikut sertakan pendapat Jean terhadap apapun jalan yang akan dia ambil, dimana hal kecil itu mampu memberikan dampak besar bagi Jean, karenanya Jean merasa dihargai.

Lembayung Senja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang