Lembayung Senja - 15. Nothing Special

3.8K 304 0
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Sebagai seseorang yang memiliki masa lalu buruk mengenai hubungan dan komitmen, Jean selalu menanamkan dalam hatina untuk ia tak merasa trauma hingga ketakutan menciptakan hubungan dengan cinta didalamnya. Jean memang belajar banyak dari rusaknya hubungan antara kedua orang tuanya maka dari itu Jean menginginkan sebuah komitmen yang nantinya tidak akan ia ingkari, dia ingin memiliki sebuah keluarga utuh -tidak harus sempurna karena Jean tahu didunia ini tidak ada yang sepenuhnya sempurna kecuali Tuhan. Cukup saling mencintai dan juga memercayai, itu sudah cukup baginya.

Jean tidak bisa menyamakan semua pria seperti papanya, karena nyatanya mama mampu menemukan pria terbaik yang tak lain ialah ayah. Itu artinya Jean memiliki peluang lebih besar untuk menemukan pria seperti ayah -yang selalu mencintai mama dengan tulus dan tak peduli secerewet apa mamanya itu.
Jean jarang menaruh harapan kepada siapapun tetapi untuk kali ini, ia ingin berharap kepada Tuhan bahwa pria tersebut adalah Gama.

Katakanlah Jean wanita terbucin yang pernah ada tapi Jean tidak akan peduli. Cinta yang dia miliki sebesar itu untuk Gama dan dia bisa mencintai Gama seumur hidupnya. Maka dari itu Jean meminta kepada Tuhan agar memberi akhir yang bahagia bagi dirinya dan Gama.

Senyuman diwajah Gama merekah dengan lebar disertai kedua bola mata berbinar saat melihat sosok Jean yang sedang meliuk-liuk indah didalam ruangan tersebut. Rok tutu biru muda yang melekat dipinggang rampingnya sesekali terlihat mengembang saat Jean mengambil gerakan memutar, rambutnya yang panjang kali ini digelung rapih oleh si pemilik menunjukan leher jenjang serta membuat lekukan wajahnya semakin terlihat jelas. Cantik sekali! Pujinya dalam hati.

Setelah menyelesaikan latihan baletnya, Jean terlihat berbincang sejenak dengan pelatihnya sebelum akhirnya wanita itu menoleh dengan senyuman manis dan berlari kecil menghampiri Gama.

"Aku pikir kamu gak akan datang tau!" Pria itu tertawa pelan seraya menangkup kedua pipi Jean dengan telapak tangannya.

"Aku udah bilang kalau aku pasti datang setelah kerjaan aku beres. Kamu cantik banget pas latihan tadi." Jean menipiskan bibirnya lalu mencubit pelan lengan Gama malu-malu. Kedua pipinya nampak bersemu.

"Apa, sih? Biasanya juga kan aku emang cantik, kamunya aja baru nyadar karena terlalu sibuk kerja. Sampai hari libur aja masih urusin kerjaan!" Cerocosnya, membuat Gama memandangnya dengan gemas serta lantas menjeweli kedua pipi kekasihnya.

"Dari awal aku udah sadar secantik apa pacarku ini, tapi aura kamu itu makin menjadi-jadi pas latihan atau tampil. Apalagi kalau udah diatas es ... udahlah aku angkat tangan. Kamu bisa ngalahin cantiknya Elsa kalau udah disana."

Jean tak tahan lagi. Perempuan tersebut langsung mendorong Gama dengan sedikit kesal dan menutupi kedua pipinya yang terasa memanas akibat terus dipuji oleh prianya. Bahkan bisa-bisanya Gama menggombal dengan menyamakan dirinya dengan sebuah kartun berkekuatan es yang sangat disukai oleh Mahes itu. Ia tidak biasa menghadapi Gama dalam mode buaya, jadi tidak heran kalau wajahnya semerah ini sekarang.

Lembayung Senja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang