Lembayung Senja - 5. Nila setitik rusak susu sebelanga

4.3K 341 5
                                    

"Gama, tau gak? Tangan aku pegel banget tau gara-gara ngelus kepala Mahes hampir dua jam, gila aja!"

Gama meloloskan tawanya saat mendengar gerutuan yang dia dengar dari sambungan telepon bersama Jean. Mereka memang bisa dibilang jarang berkomunikasi melalui telepon karena terbilang sering bertemu, tetapi malam ini Jean membuat pengecualian dan mengatakan dia mau mendengar suaranya dari balik ponsel. Padahal Jean hampir setiap hari mendengar suaranya secara langsung atau bahkan Jean bisa datang ke apartementnya kalau benar-benar ingin dengar suaranya.

"Kalian dihukum lagi?" Dia bertanya sembari memasukan sekaleng soda ke dalam keranjang belanja yang malam ini isinya lebih banyak dari biasa, karena isi lemari es Gama sudah menipis gara-gara dirampok oleh Jean.

"Iya. Salahnya Mahes, dia nyuri flashdisk aku terus kebakar. Mana didalemnya ada drama yang belum aku tonton lagi. Pokoknya ngeselin banget, deh! Bete."

"Totalnya 243.000 rupiah ya, Mas." Gama menyerahkan lembaran uang ke arah si kasir sembari mengapit ponsel di telinga dan bahunya, masih mendengarkan apa yang dikatakan oleh Jean dari ujung sana.

"Gama, buat nonton konser nanti gimana kalau baju kita couplean?" Kening Gama mengerut dengan dalam, mengucapkan terima kasih ketika sang kasir menyerahkan barang belanjaannya lalu berbalik untuk pergi dari mini market tersebut.

"Couple gimana?"

"Yaa, couple aja. Biar lucu gitu. Terus nanti kita foto bareng buat dokumentasi, soalnya kesempatan bisa nonton bareng kamu itu jarang banget. Susaahh banget!" Gama terkekeh pelan, memainkan lubang kaleng sodanya dengan pandangan lurus ke depan. "Pacar aku itu kayak presiden, super sibuk."

"Oke-oke, kamu atur aja maunya gimana. Asal kamu seneng." Pekik kegirangan terdengar dari seberang sana sampai Gama harus menjauhkan sedikit benda itu dari kupingnya. "Jangan teriak, nanti Mama kamu marah lagi!" Tegurnya, mengingat akhir-akhir ini Jean sering sekali membuat ulah sampai mamanya harus memberikan hukuman untuk anak gadisnya itu.

Gama mengetahui semua peraturan yang dibuat oleh orang tua Jean dan menurutnya itu bagus, karena terkadang sikap Jean itu out of the box yang mana membuat orang bisa terkejut saat melihatnya. Jean harus diberi peringatan agar tidak berlebihan dalam bersikap karena hal itu juga tidak akan baik bagi dirinya sendiri.

Setelah menghabiskan sekaleng soda, Gama kembali melangkahkan kakinya menjauhi kawasan mini market yang malam ini tidak begitu ramai -karena mungkin cuaca yang dingin selepas hujan membuat orang-orang enggan meninggalkan tempat tinggal mereka yang hangat. Jika bukan karena ingin mengemil, Gama pun enggan untuk keluar karena memang udara disini sedingin itu. Kedua tangannya sampai mengerut saking dinginnya. Untungnya ocehan yang saat ini Gama dengarkan sedikit menghangatkan hati agar tak ikut membeku.

"Gama, aku mau tanya, deh?" Salah satu kebiasaan unik Jean juga adalah, sering sekali memanggil nama Gama sampai-sampai pria itu tidak bisa untuk tidak menyahut. Suaranya ketika menyebut namanya adalah sesuatu yang selalu berhasil menarik perhatian Gama sehingga dirinya bisa fokus seluruhnya kepada Jean. "Ini aku lagi gabut aja jadi aku tanyain ini. Jawab jujur, oke?"

"Jangan aneh-aneh!"

"Gak aneh, kok. Dengerin ya? Andaikan ... suatu saat ketika Tuhan menakdirkan kamu ketemu sama seseorang dari masa lalu kamu, apa yang akan kamu lakuin?" Sebelah alis Gama seketika terangkat, mendadak bingung dengan pertanyaan Jean barusan. Tidak pernah menyangka kalau Jean akan bertanya hal demikian.

"Kenapa nanya gitu?"

Diujung sana Jean berdecak pelan. "Aku bilang aku lagi gabut, jawab dulu. Gimana reaksi kamu dan apa yang akan kamu lakuin? Dan gimana kalau masa lalu itu adalah hal terindah yang pernah kamu dapatin, lebih indah sebelum kamu sama aku. Apa kamu bakalan gagal move on atau malah bodo amat? Harusnya bodo amat, sih, soalnya kan kita udah 2 tahun pacaran dan selama ini kita juga nempel terus. Masa iya kamu belum move on dari mantan kamu? Kalau iya ...."

Lembayung Senja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang