Lembayung Senja - 16. Somebody's Pleasure

3.7K 339 7
                                    

".... pasti banyak diantara adik-adik semua mungkin malu mengungkapkan apa yang ada dalam hati kita. Kayak, mau kasih pendapat tapi takut justru salah dan menyinggung banyak orang. Sebenarnya, harusnya kita hilangin perasaan itu. Tapi, Kak, saya udah berusaha untuk coba bersikap berani, kok, tetap gak bisa? Ini dia masalahnya. Karena kita gak yakin sama diri kita sendiri, khususnya untuk orang yang memiliki kecenderungan merendah. Jangan terlalu terpaku pada kalimat merendah untuk meroket sampai kita terbiasa dengan hal itu sampai akhirnya dalam keadaan apapun kita selalu merasa gak lebih baik dari orang lain. Terlalu percaya diri itu gak begitu baik pun dengan terlalu rendah diri, semuanya harus seimbang. Bagaimana cara memulainya? Love yourself. Siapapun pasti pernah merasa, "Kok, gue kayak gini, ya? Kenapa gue gak bisa kayak mereka?" Atau, "Iya juga, ya. Gue bukan orang berada, gue cantik, jadi mana mungkin ada yang mau dengar gue." Nah, itu salah!"

Semua pasang mata yang berada dalam sebuah aula sepenuhnya tertuju pada sosok wanita muda yang tengah berdiri didepan podium dan sedang berbicara. Sesuai dengan tema yakni 'Proud of your self', yang mana mengacu pada kaum anak-anak muda pun pada orang tua dalam menangani ke-insecurities-an. Banyak sekali remaja hingga dewasa disekitar yang sering menekan diri sendiri untuk selalu menjadi yang paling baik dan bersinar sampai akhirnya hal tersebut justru berdampak buruk. Salah satu contohnya adalah, tidak menghargai pencapaian diri sendiri dan juga merasa diri tidak berharga ketika gagal mendapatkan hal yang diinginkan.

Hal tersebut bisa menjadi sebuah masalah yang serius jika terus diabaikan, dan sebagai bagian dari generasi muda -tentunya Jean merasa begitu- Jean ingin menyampaikan aura positifnya bagi semua siswa di sekolah ini. Dia ingin, ketika mereka semua lulus dan siap menjalani tangga menuju kedewasaan, semuanya sudah yakin terhadap langkah mereka masing-masing sehingga apapun yang nanti menunggu didepan mata bisa mereka hadapi dengan bahu yang kokoh. Tidak memandang dengan negatif ataupun terlalu ambisius, bekerja keras baik dan tetap pada batas wajar untuk bisa menjalani kehidupan yang disebut 'sehat'.

Jean yang semula merasa gugup kini jauh lebih santai setelah tangannya menggenggam microfon, gaya bicaranya yang terkesan tidak kaku dapat dipahami dengan baik serta tidak terdengar membosankan bagi para remaja tersebut. Itu tujuan Jean, dimana selain mendapatkan informasi mereka juga bisa bersenang-senang dimana hal tersebut dapat melatih pengamatan serta menjadi sosok pendengar yang baik. Karena bagi Jean, semua orang bisa berbicara namun tidak semua orang mau mendengarkan.

"Memberi pendapat itu gak harus dengan kita cantik, gak juga dengan kita yang pintar. Semua orang bebas berpendapat, semuanya diberi kebebasan serta hak untuk berbicara dan didengarkan. Tapi, yang paling utama kita harus dengar diri kita sendiri. Ibaratnya, kita elus hati kita, bilang sama diri kita kalau kamu itu hebat. Kamu luar biasa dan kamu istimewa dengan kemampuan yang kamu punya. Gakpapa kamu gak jago matematika, fisika, atau kimia, karena kamu unggul dalam hal 'ini' misalnya. Lalu, ketika kita mencoba untuk memberi pendapat terhadap asumsi orang lain dan agar tidak menyinggung, gunakan kata yang sopan. Seperti, "Sorry, izin menyanggah, ya. Menurut gue, gini ...", atau, "Ide lo bagus, tapi gue boleh kasih saran, gak? Misalnya, gini ...". Jangan takut untuk gak didengar, kalau kita menjelaskan dengan jelas dan merasa itu benar maka orang lain yakin juga dengan kita. Misalnya, aku mau bicara tapi aku masih ragu, nih. Kalau kitanya ragu gimana dengan mereka?

"Ketika kita merasa gak ada yang mau mendengarkan sampai kita memilih untuk menyimpan perasaan itu sampai ngebuat hati kita mangkel, atau nyesek kata remaja sekarang. Perasaan itu semakin lama akan semakin menumpuk dan kita gak pernah tau kapan itu akan berubah menjadi emosi lalu berakhir meledak. Itu akan menciprat kemana-mana dan bukan hanya merugikan diri kita sendiri. Misalnya, kamu mau cerita masalah hari ini atau bingung setelah lulus mau kuliah atau bekerja, tapi gak tau harus bicara kesiapa? Pertama, kalian bisa minta saran pada orang tua. Ini penting juga, ya, buat ayah dan bundanya dalam memerhatikan perasaan anaknya. Kalau misalnya ada yang aneh dari gerik anak atau kelihatan murung, coba ditanya baik-baik. Pelan-pelan. Karena saya dulu juga begitu, dan syukurnya kedua orang tua saya dapat memahami serta memberikan pemahaman sampai saya berani untuk mengambil pilihan. Saya tau, gak semua orang tua mungkin sama seperti orang tua saya karena terkadang ada juga yang menyampaikan dengan bahasa masing-masing. Tapi, ada kalanya seorang anak hanya ingin dimengerti. Gak perlu banyak bicara atau bagaimana, cukup dengarkan lalu tanya apa yang benar-benar mereka inginkan. Ah, saya gak perlu kasih taupun para orang tua pasti lebih hatam dari saya." Gelak tawa ringan terdengar di aula yang luas membuat Jean ikut terkekeh. "Yang kedua, kalian bisa cerita sama sahabat. Sosok teman itu sangat berpengaruh bagi kehidupan kita terutama remaja seusia ini yang senang geng-gengan, 'kan? Kalian bisa menyampaikan perasaan kalian pada mereka yang bersedia mendengarkan. Atau kalian juga bisa mencurahkan semuanya dalam catatan, seperti diary. Itu juga bagus dan akan membuat rasa sesak berkurang. Jangan takut bersuara bahkan ketika kita gak didengar, setidaknya kita harus menjadi yang paling waras dan membuat mereka lebih menghargai pendapat kita. Kunci pertama itu yakin, udah itu aja pokoknya. Karena sekali kita mengambil langkah dengan penuh keyakinan maka langkah selanjutnya juga akan seperti itu.

Lembayung Senja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang