Gama
Selamat pagi Je
Hari ini luka aku udah sembuh dan aku masuk kerja lagi
Mami buatin aku sop ayam dan rasanya mirip sama sop buatan kamu
Aku jadi kangen deh
Jangan lupa sarapan ya
Semoga hari ini jadi hari yg menyenangkan buat kamu
😊Jean menutup kembali ponselnya setelah melihat dari siapa pesan yang masuk. Tanpa ingin bersusah payah membalasnya, gadis itu melanjutkan kegiatan mengaduk adonan dalam mangkuk yang rencananya akan ia buat kukis. Beginilah kesehariannya kalau sedang menjadi pengangguran dan tidak ada jadwal latihan ataupun mengajar, hanya luntang-lantung dalam rumah mencoba mencari kesibukan. Untung saja Jean tidak ditendang dari rumah.
"Wangi banget, Kak. Buat apa?" Suara itu menyadarkan Jean, ia menoleh dan tersenyum ketika mendapati sosok Ayah masuk ke area dapur untuk mengambil alih.
Jean mengangkat loyang dari dalam oven secara hati-hati dan meletakannya ke atas meja, sehingga Ayah bisa melihat jelas apa yang membuat aroma manis memenuhi area dapur.
"Aku buat kukis. Ayah mau coba?" Ayah dengan senang hati menganggukan kepalanya membuat Jean berbinar-binar.
Jean selalu senang ketika seseorang ingin merasakan makanan yang ia buat dan menikmatinya. Tidak selalu pujian yang Jean inginkan karena dengan melihat mereka melahapnya sudah cukup memuaskan bagi Jean yang memasak sendiri.
Dulu, Jean begitu rajin bangun pagi-pagi untuk memasak --membuatkan bekal makan siang untuk Gama lalu pria itu akan memujinya.
"Kamu yang buat ini?"
"Iya. Enak, 'kan?"
"Enak. Aku suka. Besok buatin lagi, ya?"
Tanpa sadar setiap sudut bibir Jean tertarik, gadis itu termenung memikirkan kenangan manis yang akhir-akhir ini sering muncul ketika dirinya sedang sendiri. Melupakan Gama itu tidak sulit, yang sulit ialah melupakan semua kenangan yang mereka buat selama 2 tahun terakhir ini karena bisa dibilang mereka cukup banyak membuat kenangan manis bersama meskipun Gama mengatakan cinta disetiap detik, namun berada disamping pria itu akan membuat Jean bahagia.
Saat bangun tidur alih-alih mandi atau cuci muka, rutinitas Jean adalah mengirimi banyak pesan kepada Gama yang hanya dibalas singkat oleh pria itu sebelum akhirnya mereka sibuk dengan dunia masing-masing. Jean bahkan masih ingat, ketika dirinya disibukan dengan perlombaan ia masih tetap menyisihkan waktu demi bisa mengirimkan kabar meski tak diminta. Ya, sebucin itu --kalau kata anak remaja sekarang-- dirinya dulu.
Lalu sekarang saat Gama hal yang sebaliknya, Jean justru merasa sedih. Rasanya semua yang Gama lakukan itu sudah terlambat dan juga basi.
"Wah, kalau buat bisnis kue, oke, nih, Kak." Jean mendongakan kepalanya, senyumnya kian melebar ketika melihat sang ayah yang dengan begitu lahap menikmati kue buatannya.
"Not bad. Apa aku jualan kue aja, ya, Yah?"
"Emangnya izin hiatus udah dikantongin?"
Gadis itu menggedikan bahunya. Ia mengambil sebuah toples kaca dan mulai menyusun kukisnya secara rapih ke dalam tempat tersebut. Untuk melindungi rasa serta tekstur pun dari serangan semut.
"Belum, sih. Tapi, aku ngerasa kayak udah hopeless aja. Aku belum pernah ngerasa kayak gini sebelumnya dan aku berpikir untuk keluar dari zona nyamanku aja. Emang, pendapatanku selama ini cukup tapi gak ada jaminan untuk aku selalu bertahan disana aku akan sukses selamanya. Aku rasa ini udah waktunya aku cari hal baru yang bisa aku lakuin sampai tua nanti," tuturnya panjang diakhiri kekehan kecil.
Ayah memandangi Jean dengan lekat hingga akhirnya pandangannya turun pada pergelangan tangan si gadis yang terlihat menunjukan goresan memerah. Paruh baya tersebut menghembuskan napasnya dengan kasar, bergeser menuju sebuah laci lalu mengambil sesuatu dari dalam sana. Ayah menarik lembut lengan Jean sampai membuat si empu tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Senja (TAMAT)
RomanceAntara masa lalu dan masa depan. Siapakah yang akan menjadi pemenangnya? Highrank! #12 in segitiga 24/03/2023 #5 in segitiga 18/05/2023 #2 in realtionship 28/05/2023 #4 in segitiga 30/05/2023 #1 in relationship 17/06/2023 #1 in segitiga 09/07/2023