Lembayung Senja - 7. Restu itu penting!

3.4K 309 2
                                    

Dua tahun menjalani hubungan asmara dengan Gama itu tidak melulu Jean rasakan manisnya saja, selama ini orang-orang yang mengenalnya sering mengatakan jika hubungannya dengan Gama terbilang mulus dan lurus-lurus saja seperti jalan tol, padahal mereka tidak tahu saja kubangan, tanjakan, sampai belokan tajam yang sudah Jean lewati sebelum jalannya selurus ini.
Jean sempat mengalami tidak mendapat restu dari keluarga Gama, terutama ayah dan adiknya.

Saat pertama kali Gama mengajaknya berkunjung ke rumah mereka, Jean hanya mendapat sambutan hangat dari ibu Gama saja. Kesan pertama yang Jean dapatkan dari ayah Gama ialah, dingin dan tegas. Kedua pria itu memiliki kemiripan fisik sebanyam 60 persen namun untuk kepribadian masih lebih baik Gama yang memiliki keramahan dan juga murah senyum. Jean bahkan sempat mengalami panas dan dingin ditubuh ketika ayah Gama melayangkan tatapannya yang tajam.

Hal yang sama berulang kali Jean dapatkan selama setahun menjadi pacar Gama bahkan Jean sempat hampir menyerah jika ayahnya tidak memberikan petuah, dimana beliau memberi nasihat bahwa setiap orang tua itu menginginkan pasangan terbaik bagi anak-anaknya. Entah itu dari pihak pria maupun wanita, mereka tidak akan mau jika anak mereka mendapat pasangan yang jauh dari kriteria mereka, namun caranya berbeda-beda. Kata ayahnya juga, bisa jadi ayah Gama bersikap demikian untuk menguji seberapa sabar Jean dalam menghadapi keluarga Gama karena nantinya jika hubungan keduanya mencapai titik serius bernama pernikahan, maka keluarga mereka akan bersatu dan otomatis Jean akan berhadapan dengan orang tua Gama lebih intens lagi.

Sudah pasti ayah dan ibunya Gama ingin mendapatkan menantu yang mampu menerima kurang dan lebihnya keluarga putra mereka. Semenjak itu, Jean semakin berambisi untuk mendekati keluarga Gama meskipun awalnya sangat sulit, namun seperti kata pepatah bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati usaha, sikap dingin ayah Gama perlahan-lahan dapat Jean cairka dan pria itu bisa menerimanya di keluarga Gama. Setiap kali Jean datang untuk berkunjung pun ayah Gama akan menyuruh Gama untuk memberikan bingkisan lebih banyak dan juga sering menyuruh Jean untuk mampir ke rumah makan mereka.

Tetapi ada satu hal yang sulit Jean gebrak hingga detik ini. Yaitu, adik Gama.
Gama adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kakak perempuannya sudah menikah dan menetap di Singapore bersama suami, serta seorang adik perempuan yang seumuran dengan Mahes -yaitu kelas 3 sekolah menengah atas.

Saking sulitnya mendekati adik Gama, Jean bahkan tak jarang sering mendapatkan semprotan pedas dari gadis yang kerap disapa Ale itu. Karena demi apapun tidak ada yang mampu mengalahkan kejudesan seorang Ale. Malahan, Ale pernah bertengkar dengan Gama karena gadis itu sempat mengatai Jean murahan gara-gara mengetahui kalau Jean dan Gama sering menghabiskan waktu bersama di apartement Gama. Jika ditanya apakah Jean marah? Sudah jelas iya. Memangnya siapa yang akan menerima dikatai begitu oleh bocah ingusan macam Ale, dan kalau tidak ingat bahwa misinya untuk mencairkan hubungan dengan keluarga Gama, Jean ogah bersikap sok manis dihadapan Ale.

Dan hari ini setelah sekian lama, Jean kembali diajak oleh Gama untuk berkunjung ke rumahnya karena katanya ibu Gama sudah sering bertanya kapan mereka main lagi. Tentu saja Jean senang, karena itu artinya dia sudah dianggap seperti putri sendiri oleh orang tua Gama, bodo amat dengan Ale yang masih tidak menyukainya, yang terpenting adalah restu dari orang tua Gama.

"Mami sehat, 'kan? Maaf baru bisa main lagi sekarang, soalnya Gama belum ajak Jean kesini lagi." Mami Gama tertawa mendengar penuturan Jean barusan, kehadiran perempuan itu di rumah ini selalu bisa membuat Mami tertawa dan merasa senang.

"Sehat, kok. Mami ngerti, dia itu emang susah sekali kalau disuruh pulang. Banyak alasannya. Mami mau ketemu anak sendiri susahnya kayak mau ketemu sama presiden," timpalnya dengan nada jenaka yang sukses membuat Jean ikut tertawa. Sedangkan di belakang mereka, Gama hanya mendelik -merasa kembali dianak tirikan jika kedua wanita itu sudah mengobrol berdua.

Lembayung Senja (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang