Sinar matahari memasuki sela-sela atap rumah. Persis mengenai wajah pemuda yang tertidur, membuatnya seketika terusik. Dia melenguh dan menggeliat, meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Tangannya meraba nakas meja mencari keberadaan ponsel miliknya yang di cas sejak semalam.
Layar ponsel menunjukkan pukul delapan pagi. Untung dia libur kuliah hari ini, jadi bisa merasa senang meski bangun siang. Bau harum masakan masuk ke indra penciuman Zeedan. Dia langsung saja menyibak selimut yang membungkus tubuhnya.
Mengambil handuk yang tergantung di pintu membawanya keluar, niat hati ingin sekalian mandi setelah makan.
"Pagi nek," sapa Zedan dengan suara seraknya. Maklum baru bangun tidur.
"Pagi juga cucuku. Sarapan-sarapan nenek masak tumis kangkung." Tepat sekali Zeedan ke dapur, makanan yang Nenek-nya masak sudah matang siap di santap.
"Kakek kemana nek?" tanya Zeedan, tangannya seraya mengambil nasi serta lauk masakan neneknya.
"Udah berangkat ke kebun. Setelah makan kamu mandi, . Kalau sudah anter nenek nyusul kakek ke kebun. Kasihan tadi kakek belum sempet sarapan," kata Nenek.
"Yaudah habisin makanannya, nenek, mau siap-siap dulu."
Selalu menjadi kebiasaanya saat makan dia selalu mencari video untuk di tonton. Karna Zeedan ini termasuk anak gamers jadi dia lebih suka menonton video para gamers yang terkenal di yutup Indonesia.
"Astaghfirullah Zedan, dari tadi makan belum kelar-kelar," kata Nenek.
"Zeedan lagi menikmati masakan buatan nenek," jawab Zeedan.
"Menikmati apa? Kamu makan sambil liat hp, sampe ntar kakek pulang juga ga bakal kelar kamu makan. Cepet habisin, kamu ga kasihan sama kakek?" omel Nenek.
"Iya-iya nek, ini Zeedan habisin. Tinggal beberapa suap doang pun," jawab Zeedan.
Dia mematikan ponselnya dan memilih fokus makan. Takut-takut neneknya akan berubah menjadi gorila dan memukulinya menggunakan sapu kan ga lucu.
Setelah menghabiskan sarapannya, Zeendy segera mandi. Sesudah itu langsung saja dia memanaskan motor untuk segera mengantarkan neneknya ke sawah.
Udara sejuk kini terasa. Meski cuaca terlihat cerah tapi entah kenapa saat berada di Kebun rasanya tetap saja sejuk. Apa kah itu efek dari banyaknya pohon dan tumbuhan yang hidup di sana? Anak Matematika silahkan di jawab.
Zeedan ikut turun dari motor, membantu sang nenek membawa rantang makanan. Mereka melangkah di jalan setapak menuju gubuk yang tak ada penutup samping, dan hanya ada genting yang melindungi dari cuaca panas dan hujan.
"Kakek, sarapan dulu," kata Nenek.
"Iya," sahut Kakek.
Kakek menghentikan acara mencangkulnya, memilih beristirahat terlebih dahulu. Ia membawa cangkulnya ke gubuk.
"Makan dulu kek," kata Nenek.
"Waduhh, masak apa ini?" tanya Kakek dengan senang.
"Tumis kangkung sama goreng tempe," jawab Nenek yang sambil menyiapkan sarapan untuk suaminya.
"Pasti rasanya enak banget," puji Kakek, padahal ia belum merasakan makanannya.
"Kamu ga makan Zeedan?" tanya Kakek.
"Udah tadi di rumah," jawab Zeedan.
"Yaudah, Kakek makan ya." Kakek mulai memakan makanan yang di siapkan oleh istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari [END]
Teen Fiction"Kiw-kiw cewe, namanya siapa neng?" Tanya Zeedan pada anak Pak Sobirin dengan cengiran. "Astaghfirullah," ucap Gadis itu. "Astaghfirullah," ucap warga serempak mengikuti ucapan anak Pak Sobirin.