30

2.4K 253 55
                                    

Sebelum baca part ini mending kalian baca part 29 di cerita tukang paket:*










Setelah hari-hari berlalu kini hari yang ditunggu telah tiba.

Suasana di rumah Shani sangat amat sibuk. Banyak orang berlalu lalang menyiapkan keperluan yang belum siap. Sedangkan di kamar, Shani sedang di rias. Dia nampak cantik dengan gaun putih yang die kenakan. Make up yang sangat cocok dengan wajahnya menambah kecantikan dari Shani.

Shani beberapa kali menarik tisu untuk mengelap tangannya yang basah karena karena keringat gugup. Ibu Shani masuk ke dalam kamar untuk melihat sang anak.

"Cantik sekali anak ibu." Ibu Shani tersenyum melihat penampilan anaknya dari Kaca.

"Shani gugup bu."

"Tenang. Kamu tinggal nanti keluar terus duduk di samping Zeedan. Udah biar Zeedan yang lanjutin nantinya, kamu diem aja sampai nanti dapet arahan harus ngapain. Kamu jangan gugup ya," jelas Ibu Shani.

Ibu Shani mengusap-usap bahu Shani mencoba mengurangi kegugupan yang anaknya rasakan sekarang.

"Keluarga Zeedan sedang perjalanan ke sini dari rumah nenek. Jadi tak butuh waktu lama mereka sampai sini. Kamu siapin diri," kata Ibu Shani.

Ia menatap kagum pada anaknya. Anak kesayangan satu-satunya itu akan segera menikah, membangun rumah tangga bersama laki-laki pilihannya sendiri. Ini sangatlah cepat.

Ibu Shani merasa waktu berjalan begitu cepat. Perasaan baru kemarin ia masih menimang anaknya yang masih kecil, tapi kini anaknya akan duduk di depan penghulu untuk melakukan akad.

"Nasihat ibu, nanti kalau kamu sudah sah berumah tangga, selalu hargai suami kamu. Kalian nantinya pasti akan hidup di rumah kalian sendiri, tidak lagi di rumah ini. Jangan sampai jika nantinaya ada masalah kecil jangan sampai di perbesar. Kalian harus dewasa dalam menghadapi sebuah masalah. Kalian udah bukan anak kecil, kalian sudah dewasa sudah menikah. Patutnya harus bisa mengurus segalanya sendiri. Tapi jika kamu nantinya butuh saran dari ibu. Kamu bisa cerita, ibu selalu nerima kamu kapan pun. Rumah ini akan terbuka lebar untuk kamu," ungkap Ibu Shani panjang lebar.

"Iya bu. Shani akan melakukan yang terbaik untuk rumah tangga Shani nantinya," jawab Shani.

"Shani, eh ada ibu."

"Iya nak Feni ada apa?" Tanya Ibu Shani pada Feni sahabat Shani.

"Itu, keluarga Zeedan udah sampai. Feni di suruh manggil Shani ke depan," jawan Feni.

"Ayo ke depan," kata Ibu Shani pada Shani. Rasa gugup Shani semakin menjadi sekarang.

~~~

"Bangsat, gugup banget gue cok," bisik Zeedan.

Kini Zeedan sudah duduk di meja akad. Di hadapannya sudah ada Pak Sobirin dan penghulu. Di samping Papa nya juga menemani. Di belakangnya ada Zeendy yang ikut menemani juga. Bagi yang belum tau Zeendy adalah kembaran Zeedan yang selama ini pergi merantau.

"Sabar Dan, bentar lagi udah sah lu ama pacar lu itu," kata Zeendy.

"Bukan pacar. Kita ga pacaran."

"Lah terus?"

"Deket langsung nikah."

"Lah bisa gitu yak?" Pikir Zeendy.

"Bisalah. Apa sih yang ga gue bisa?" Kata Zeedan dengan pede.

"Pede amat lu, kejatuhan tai burung mampus," balas Zeendy.

Duo kembar ini jika sudah didekatkan tak ada kata damai. Pasti ada saja yang mereka bicarakan dan gelutkan juga.

30 Hari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang