Suara adzan subuh berkumandang membuat Zeedan terusik dari tidurnya. Dia bangkit dari tidurnya lalu duduk bersandar di kepala tempat tidur.
"Do, Aldo." Tangan Zee menepuk-nepuk tubuh Aldo berusaha membangunkan.
"Hemm.." dehem Aldo yang mulai terusik.
"Di sini masjid sebelah mana?" tanya Zeedan.
"Hasashwkhsehaj," jawab Aldo tak jelas.
"Yang jelas, gua, kagak paham bahasa alien lu," balas Zeedan.
Tak ada jawaban lagi dari Aldo, malah terdengar suara dengkuran keras dari mulut Aldo.
"Sialan ni anak," gerutu Zeedan.
Zeedan memilih beranjak keluar kamar. Berharap ada seseorang di rumah ini yang sudah terbangun. Agar dia bisa menanyakan dimana letak masjid atau mushola di sekitar sini.
~~~
"Zeedan! Zee!" Aldo dengan panik keluar dari kamar dengan keadaan masih acak-acakan.
"Kenapa? Ada apa?" Tanya Mami Aldo ikut panik.
"Zeedan Mi! Zeedan hilang!" Kata Aldo.
"Ha? Kok bisa? Hilang dimana?"
"Aldo juga gatau Mi. Pas bangun tidur dia udah ga ada. Haduh dimana si Zeedan ini. Kalau beneran hilang bisa di penggal kepala Aldo sama Papa Ji," geurutu Aldo.
"Temen kamu ga hilang Do. Tadi subuh pergi sama Om ke masjid," jelas tante Aldo.
"Sekarang jam berapa?" tanya Aldo.
"Jam setengah enam," jawab Tante Aldo.
Aldo menghembuskan napas lega. Dia sudah panik mengira Zeedan hilang, ternyata malah pergi ke masjid.
"Assalamuallaikum~" Yang dibicarakan nongol sekarang. Om Aldo dan Zeedan yang kini sudah kembali dari masjid.
"Lo kenapa Do? Kusut banget kliatannya," tanya Zeedan.
"Gara-gara elu," jawab Aldo.
"Lah kok gue?"
"Gue kira lo ilang. Gegara gua, bangun lo udah ga ada di sebalah gua," jelas Aldo.
"Yee, elu tadi gua bangunin, gua tanya dimana masjid kagak jawab lu. Malah ngomong pakek bahasa alien, gue mana paham. Yaudah gue, kluar kamar terus ketemu sama om ini, terus kita pergi bareng ke masjid," balas Aldo.
"Iyakah? Gua ga sadar," jawab Aldo.
"Aldo memang gitu Zee. Kalau udah tidur di banguninnya susah banget, udah kayak kebo dia," ungkap Mami Aldo.
"Udah, sekarang kalian lebih baik mandi, biar seger. Ga ada lagi rasa ngantuk," kata Om Aldo.
~~~
Sudah empat hari Zeedan dan Aldo di rumah nenek Aldo. Nenek Aldo keadaanya juga sudah membaik. Beliau sudah bisa berjalan-jalan lagi meski kadang masih terasa lemas. Hal itu membuat Aldo sudah bisa balik ke rumah lagi. Karena dirinya juga Zeedan tak bisa lama-lama meninggalkan kuliah mereka. Mungkin besok atau lusa mereka akan pulang bersama orang tua Aldo sekalian.
"Sepupu lo kemana Do? Kagak keliatan dari tadi pagi," tanya Zeedan.
Mereka kini sedang berada di teras rumah bermain game online ditemani seduhan kopi hangat.
"Kenapa lu nyariin Kathrin? Demen lu ama dia?" tanya Aldo. Kathrin adalah sepupu perempuan Aldo yang rumahnya mereka tempati ini.
"Heh! Mulut lo minta di sumpelin lethek kopi? Kagak anjir, cuma heran aja gua tiba-tiba ada. Biasanya kan pagi-pagi udah gelud sama elu," jelas Zeedan.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari [END]
Teen Fiction"Kiw-kiw cewe, namanya siapa neng?" Tanya Zeedan pada anak Pak Sobirin dengan cengiran. "Astaghfirullah," ucap Gadis itu. "Astaghfirullah," ucap warga serempak mengikuti ucapan anak Pak Sobirin.