32

3K 275 44
                                    

Acara pernikahan mereka hari ini telah selesai. Kini Zeedan dan juga Shani sudah berada di dalam kamar untuk beristirahat. Tubuh mereka pasti sangat lelah karena kesibukan mereka sedari pagi hingga malam.

Coba tebak apa yang mereka lakukan sekarang?

Jawabannya adalah mereka sedang membuka sebagian kado dan juga amplopan yang diberi oleh para tamu.

Zeedan mengambil amplop yang entah sudah kesekian. "Hamba Allah," gumam Zeedan.

Zeedan meraba dan membolak-balikkan ampolop tersebut. Mencoba menebak berapa uang yang berada di dalam amplop itu.

"Rasanya tipis banget dah, berapa nih isinya? Shan coha tebak, ini amplop isinya berapa?" Tanya Zeedan pada Shani. Karena tentunya yang membuka kado dan juga amplop bukan hanya Zeedan, Shani pun turut ikut membantu Zeedan.

"Berapa pun isinya, itu tetaplah uang. Tetap bersyukur aja," jawab Shani.

Zeedan mengangguk paham. Tangannya kini dengan cekatan membuka amplop yang sudah di lem dengan rapat. "Anjir, dua ribu doang. Ini pasti kembalian beli es," kata Zeedan.

"Huss! Gaboleh gitu," tegur Shani.

"Iya-iya maap." Zeedan beralih membuka amplop yang lainnya.

Kimi tangan Shani ikut mengambil satu amplop untuk di buka. "Bang_Alefyuu," baca Shani.

Tangan Shani dengan santai membuka amplop dari nama yang tertera. "Masyaallah, banyak banget," kata Shani. Tangannya menghitung uang seratus ribuan berjumlah lima itu.

Ternyata di dalam amplop itu ada kertas lain yang terdapat tulisan di sana. Shani terkekeh setelah membaca tulisan singkat itu.

"Zee liat deh." Shani menunjukkan kertas itu pada Zeedan. Zeedan mengernyit bingung.

"Apa?" Zeedan menerima kertas dari Shani. "Salam buat Shani dari saya Bang_Alefyuu," baca Zeedan.

"Woil! Anjir! Siapa ini orang? Bisa-bisanya nitip salam buat istri gue. Awas aja kalau ketemu," monolog Zeedan.

"Sabar, nitip salam doang, gapapalah," balas Shani.

"Gabisa gitu dong. Dia nitip salam ke istri aku, aku ga trima," jawab Zeedan.

"Udah ih, lanjut aja. Sini kertasnya." Shani mengambil kembali kertas tadi dan meremasnya menjadi bolah lalu membuangnya di tempat sampah.

"Buseet, dua ribu lagi. Dari siapa ini tadi? Bang_Yo_Zee," Zeedan membaca tulisan itu dengan menyipitkan mata. Karena tulisan itu cukup kecil.

Shani mengambil amplop lagi yang berukuran kecil. "Ini yang ngasih uang banyak-banyak banget ya nominalnya? Tadi lima ratus ribu, sekarang seratu ribu," kata Shani.

"Baguslah. Mereka royal buat kita hahaha..." jawab Zeedan lalu tertawa.

"Dari NovaAnjayani, semoga langgeng pernikahannya sampe kakek, nenek," baca Shani.

"Aamiin," balas Zeedan dan Shani serempak.

"Dari katak-dewasa," baca Zeedan.

"Ada ada aja namanya katak dewasa," komen Zeedan.

"Wedeehhh, lima ratus ribu lagee, mantap-mantap."

Zeedan mengambil kertas yang terselip di dalamnya. "Zee ada doa dari temen gue, bdgirl29, Semoga langgeng dan cepet dikasih momongan nanti nya minimal seclub sepak bola lah," baca Zeedan.

"Tuh San, dengeein kita di suruh buat anak minimal seclub sepak bolah, ayo bikin." Zeedan menaik turunkan alisnya dengan senyum yang ambigu.

"Ck, apasih kamu itu," balas Shani dengan malu.

30 Hari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang