Suara tawa bahagia terdengar di tempat yang cukup sepi. Anak semprul, yaitu Zeedan dan teman-temannya, berhenti di tengah perjalanan karena menemukan kebun yang banyak akan pohon berbuah lebat.
Mereka bagi tugas sekarang. Misi mereka kali ini adalah, mengambil buah. Luky menjaga keamanan sekitar, takut-takut pemilik kebun datang meski, mereka tak tau siapa pemilik kebun ini. Zeedan dan Reven memanjat pohon buah rambutan. Rollan mengarahkan Zeedan dan Revn. Sedangkan Soleh mengumpulkan buah yang di jatuhkan dari atas.
"Weh cepet weh, sebelah kanan tuh banyak udah pada merah-merah," kata Rollan.
"Sabar ege. Elu nyuruh doang kagak mau ngebantu. Ikut manjat sini," balas Zeedan.
"Pinggang gua encok, maap-maap aja ni ye, kalau gue ikut naik terus kumat kan malah repot," alasan Rollan menolak.
"Alasan aje lu," sahut Reven.
"Nih tangkep." Reven melemparkan satu tangkai rambutan ke bawah. Rollan menangkapnya dan di masukkan pada kresek milik Zeedan.
"Ayo lagi yang banyak," kata Rollan.
"Leh tangkep." Zeedan menjatuhkan rembutan kepada Soleh.
Sedangkan Luky, dirinya memperhatikan sekitar dengan mulut yang terus memakan rambutan. Dia juga sesekali melihat teman-temannya yang masih sibuk mengambil rambutan.
"Woi, gue inget di deket sini ada pohon kelapa. Kayaknya udah berbuah deh, mau ngambil juga kagak nanti?" Tanya Luky.
"Hemm boleh tu, buat kita minum nanti kalau sereten makan rambutan," setuju Rollan.
"Kalian mau ngebuka pakek apa, itu kelapa nanti?" tanya Soleh.
"Kalau gua liat di video, kita tinggal mukulin aja itu kelapa ke batu. Ntar juga kebuka sendiri," jawab Rollan.
"Ente kira semudah itu?"
"Kalau di video sih mudah," jawab Rollan santai.
"Hadehh. Eh si Luky enak banget yak, makan rembutan duluan. Kita aja belum icip-icip ini rambutan," kata Soleh melihat Luky yang dengan santai menikmati rambutan sambil duduk.
"Siapa tau beracun, gua udah dengan lapang nyobain loh biar kalian selamat," kata Luky.
"Nyobain mah satu, lah elu udah berapa banyak itu?" Sahut Zeedan.
"Kurang krasa kalau cuma satu."
___
Setelah mengambil buah rambutan mereka benar saja langsung mengambil kelapa yang Luky maksud. Mereka mengambil dua buah kelapa berkulit kuning. Untung saja pohon kelapa itu tidak terlalu tinggi jadi mereka dengan mudah bisa mengambilnya.
Sekarang mereka sedang menyiapkan perlengkapan untuk memancing. Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang karna berjalan kaki, mereka sudah sampi di sungai. Air di sana sangat jernih, suasananya juga sejuk dan menyegarkan. Tak salah mereka jalan ke sini. Dengan pelet yang di bawa oleh Luky, mereka mulai memancing. Masing-masing sudah memasang pancingan tinggal menunggu ikan menjadi korban. Sambil menunggu mereka mengumpulkan kayu dan juga daun-daun kering untuk mereka bakar. Ada-ada saja yang mereka lakukan. Belum cukup rambutan dan buah kelapa yang di ambil, kini bertambah dengan singkong. Dekat sungai ternyata ada pohon singkong yang saat di cabut, buahnya sudah terlihat besar dan panjang. Langsung saja mereka sikat untuk di bakar. Beruntung sekali Zeedan membawa korek dari rumah, karenakan dia juga bawa rokok. Maka dari itu dia bisa menyalakan api untuk membakar singkong ini. Makanan sudah aman, bisa-bisa mereka betah seharian kalau begini. Dengan memakan rambutan mereka menunggu pancing mereka di makan ikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari [END]
Teen Fiction"Kiw-kiw cewe, namanya siapa neng?" Tanya Zeedan pada anak Pak Sobirin dengan cengiran. "Astaghfirullah," ucap Gadis itu. "Astaghfirullah," ucap warga serempak mengikuti ucapan anak Pak Sobirin.