Hari berganti. Malam ini Zeedan bersama dengan Aldo sedang berada di sebuah Cafe. Biasa anak muda kalau malam suka nongkrong. Mereka membicarakan beberapa hal serius dan sisanya random. Dengan di temani secangkir kopi masing-masing membuat mereka betah menghabiskan malam di sini.
"Zee, besok ikut gua, yuk," kata Aldo tiba-tiba
"Kemana?" tanya Zeedan.
"Nenek gua sakit. Nenek pengen gua jengukin dia di Semarang sana," jawab Aldo.
"Buset, jauh bener. Kenapa ga sama bokap nyokap lo?"
"Mereka udah di sana duluan. Awalnya kan emang cuma mereka berdua yang nemenin nenek, sedangkan gua kuliah di sini kan. Tapi tiba-tiba nenek bilang pengen ketemu sama gua. Jadilah gua, disuruh bokap buat ke sana nyusul mereka. Gua, ga brani sendirian ntar kalau nyasar begimana?" Jelas Aldo.
"Eleh, gitu aja ga brani. Lo sampai Jogja sendiri aja berani, masa ke Semarang aja kagak?" kata Zeedan.
"Modal nekat itu. Ntar gua, kenalin sepupu gua, di sana kalau lo mau ikut sama gua, dia cakep kok. Lo ga bakal nyesel deh," rayu Aldo. Tak tau saja sekarang Zeedan sudah akan memiliki pawang.
"Percuma lo ngenalin ke gua, Do. Ga bakal tergoda gua. Gua, udah punya nama yang nempatin hati gua ini," balas Zeedan.
"Ceilah, nambah satu gapapa kali."
"Sembarangan. Lo kali ah banyak gebetan di mana-mana."
"Memperbanyak cabang itu lebih baik. Kalau satu ga mau, bisa sama yang satunya lagi," jelas Aldo.
"Kena kurma lu, nanti."
"Karma anjing! Kurma, lo, kira buah-buahan?"
"Oh udah ganti nama ternyata," ucap Zeedan.
"Dari dulu gitu Zeedan. Agak laen ni anak," heran Aldo pada temennya ini.
"Oke lah. Gua, izin ke orang tua gua, dulu. Ntar gua, kabarin lu lagi," jawab Zeedan.
Malamnya saat pulang ke rumah, Zeedan langsung membicaraka soal ini, meminta izin kepada mama dan papanya jika dirinya akan ikut menemani Aldo ke Semarang untuk beberapa hari. Kedua orang tuanya mengizinkan dengan syarat dia tak boleh merepotkan dan membuat masalah saat di sana. Zeedan mengiyakan hal itu, lagi pula di bukan anak kecil lagi yang suka membuat masalah atau bandel. Padahal tanpa dia sadari dia suka mencari masalah, maklumi saja ya ges namanya juga manusia.
Mereka menaiki mobil Aldo untuk perjalanan ke Semarang. Tentu saja mereka bergantian saat menyetir mobil. Saat Aldo lelah, Zeedan akan menggantikan posisi Aldo dan begitu juga sampai ke rumah nenek Aldo.
Sampai sana mereka di sambut oleh orang tua Aldo serta sepupu dan orang tua sepupunya yang tinggal serumah dengan neneknya. "Hai, Aldo, Zeedan."
"Sore om," sapa Zeedan.
"Gimana perjalanannya? Lancar?" tanya Papi Aldo.
"Lancar Pi. Aman kok. Nenek gimana keadaanya?" tanya Aldo.
"Nenek barusan tidur, habis minum obat."
"Ayo kalian masuk. Bersih-bersih dulu," kata Tante Aldo.
Mereka semua masuk ke dalam rumah. Aldo dan Zeedan memasuki satu kamar yang sudah di siapkan untuk mereka. Zeedan kini sedang rebahan di kasur me
ngistirahatkan punggungnya yang lelah karen duduk berjam-jam lamanya. Sedangkan Aldo kini berada di kamar mandi membersihkan tubuhnya.Sambil menunggu Aldo selesai mandi, Zeedan memilih untuk menghubungi sang pujaan hati. Sudah beberapa hari dia tak bertemu dengan Shani.
___________________________
Shani istriku(calon)
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari [END]
Teen Fiction"Kiw-kiw cewe, namanya siapa neng?" Tanya Zeedan pada anak Pak Sobirin dengan cengiran. "Astaghfirullah," ucap Gadis itu. "Astaghfirullah," ucap warga serempak mengikuti ucapan anak Pak Sobirin.